Search results

this kind of blast more similar with tunnel bomb/IED used by syrian rebel, you need deep penetrating bomb if you want to achieve this kind of bomb blast which is not match with russian type gliding bomb

1981, when he was trained by west Germany SOF GSG 9 for contra terrorism as first deputy commander of satgultor 81 with with Prime Minister

UCAV only for marine supporting role or limited surveilance role..for what you said, still need air craft carrier with those jet fighters

duitnya pek duit mamarika :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO:

ndak kok, kita ga menyalahkan desain garudanya itu dan nyoman nuartanya, tapi penempatan sebagai latar istananya itu.. IStana itu dimana mana stand alone dengan segala kemegahannya, objek utama ya istananya itu, dengan komposisi sekarang istana sebagai giant collosal building ilang ketutup...

apa bedanya anda ngirim pasukan ke Papua dengan ngirim pasukan ke langkawi misalnya, pisau itu selalu bermata dua, ada yg satu tajam satu tumpul, dua duanya tajam atau kyk indonesia dua duanya tumpul, mo merebut/merampas atau mempertahankan sama sama ngenes yg digelarnya :ROFLMAO: :ROFLMAO...

PPRC defensif dimananya, judulnya juga merebut tiap latihan, meskipun musuhnya dan elemen pendukungnya ga logis :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO:

3 fremm tidak akan cukup mas, disalvo 20 pesawat yg bawa masing masing AShM mencret itu 3 fremm, jadi rumpon beneran dan Blue navy itu sudah sebuah keharusan, indonesia haus jadi negara dengan kemampuan agresor, karena terdiri dari pulau pulau yg terpisah, klo ga jadi agresor gimana caranya...

engga lah, kita itu negara kepulauan, system pertahanan udara bisa ditempatkan dipulau pulau, atau yg dinamisnya ya kapal AAW klo dibilang nambahin kapal jadi rumpon pas jaman perang, nambahin pespur tanpa pertahanan udara (radar dan rudalnya) dipulau pulau/AAW ship juga sama aja buang buang...

soal cukup dan ga cukup pasti ga cukup, tapi minimal kudu balance, air dan udara itu mau ga mau kudu punya kemampuan yg diandalkan dilihat dari geografis indonesia. mestinya setelah AU dapat 42 rafale, fokus bapenas dan kemensultan ke Fremm dulu, cuma ya gitu dari dulu kapasitas org laut untuk...

sejak reformasi kita juga ga beli yg wow k US, biasa aja, kemarin jaman si rambut jagung memang rada rada,, tapi banyak kok solusinya..beli ke US itu salah satu belanja rutin, sedikit sedikit tapi nerus

solusi resesi sex jepang :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO:

kebayang yg ngegoreng ni W C U20, klo jadi, PDIP emg banyak anggota jago strategi, pak org bali pula nolaknya :ROFLMAO: :ROFLMAO:

simply logic, small one always afraid/insecure to the big one, even the big only had big bone no muscle

they do what they must do, masalahnya, resource yg udah mereka keuarkan/ % PDB untuk militernya sudah besar, singapore itu 2023 sudah mencapai 2,3 % PDB, ruang sudah sempit, sedangkan Indonesia, baru 0,73 %. dengan 0,73 % sudah bisa beli rafale senilai 8 BIllion US dollars, apalagi jadi 2 %...

that stupid chauvinist, againts UA with very limited military resource, in first 2 weeks RU being staggered, againts Turkey they will be slaughtered at the first attempt

can you imagine, if japan also had nuclear weapons that time. you have nuclear weapons not only to use it, but as bargaining power, its balancing the power.

suara masih belum, klo wajah dan mimik udah ada yg mendekati realnya

since the campaigns, He already shows that defence matter was not his priority, but thats not make him run away from defence building capability, as you can remember, he said in 2018 he will put defence in his focus, but during his first presidential periode, he got very bad subordinat at...

ex pect