Indonesia Casual Discussion Warkop Indonesia

[satria]

opini gw mah ... ekonomi kita biasa aj, paling konsumsi barang amrik aj yang mehong dan yang modal pas2an silahkan ambil barang china dll ... dan musti belanja no IFTAR kedepan biar ga banyak barang yang di musiumkan ...

no wonder kita beli banyak barang Perancis dan Turki, biar kalo di sanksi ga terlalu terasa seperti 98, tinggal mainkan korsel yang banyak punya alat free IFTAR juga, termasuk mesin, radar dll ...

 

[NEKO]

No more US fighter jet then.
Better to get more Rafale.

 

[satria]

menurut gw sih, dari era JKW, kita udah nyari alternatif dari negara lain, makanya perdagangan kita surplus dari amrik, dan bagus lah kalo amrik sanksi kita dan naikin harga berlipat , supaya kita dipaksa mandiri dan mencari barang lain slain AS, nantinya barang mereka pun susah jual karena harga yang berlipat di pasaran .

dan era Prabski pun masih mencari negara2 lain slain amrik untuk menutup kekosongan barang yang kita perlu, makanya nodong ke Putin minta ToT dan tentunya speak2 nakal dengan Marcon maupun Erdogan ...

efek terasa paling ekspor kita menurun, tapi harus dicari alternatif spt janjinya Jordania yang mau beli kelapa sawit dll. paling minoritas orang kita yang suka barang branded pasti mengalihkan ke barang China ... bursa efek kita aja bilang kenaikan tarif trump ga terlalu terasa, artinya ekonomi berjalan seperti biasa dengan UMKM kita yang semakin kuat buat rakyat kecil .

 

[Umigami]

Trus yg 10% gimana?

https://twitter.com/i/web/status/1942513046284558547

 

[satria]

yang pasti ekonomi kita stabil ...

Trump Naikkan Tarif 32 Persen, BEI Pastikan IHSG Tetap Stabil |Republika Online

Kebijakan dagang AS tak goyahkan kinerja pasar modal RI.

ekonomi.republika.co.id

 

[satria]

Trus yg 10% gimana?

https://twitter.com/i/web/status/1942513046284558547

bagus lah kalo jadi diterapin, anggota BRICS pastinya lebih solid dan saling jual beli didalamnya

 

[observer]

Perlu pengalihan ekspor dari ke AS ke pasar baru utamanya ke negara BRICS, dan mungkin ke negara-negara non tradisional yang ada di antara lain Afrika, Amerika Latin, Asia, dan Eropa. Ini jadi tugas tambahan para Dubes untuk ikut membuka pasar itu.