A drone entrepreneur wants to save Europe with smarter war robots
www.politico.eu
Artikel tentang Florian Seibel, CEO perusahaan drone Jerman Quantum Systems yang buat perusahaan drone baru lagi namanya Stark Defense. Tapi ada perbedaan antara drone Quantum Systems sama Stark Defense.
Drone Quantum Systems kayak drone biasa
remotely piloted. Tapi dia ngeliat di palagan Ukraina yang mana jamming gelombang radio itu banyak dan menyebabkan drone itu gak bisa komunikasi sama pilot nya, akhirnya dia buat Stark Defense yang produknya autonomous drone.
Autonomous drone gak perlu dikendalikan dari jauh pake remote, dia bisa terbang sendiri tanpa dikendalikan dari jauh atau tergantung sama GPS. Tapi ada yang ganjel dari semua itu, khususnya dari sisi etis.
Autonomous drone dia kurang maksimal karena keputusan untuk ngabisin nyawa orang tetep harus ada ijin dari yang ngeluncurin, gak/belum bisa drone nya ngambil keputusan untuk bunuh orang sendiri. Ini karena secara etis perlu yang namanya
human-in-the-loop, manusia harus ada dalam keputusan untuk bunuh orang.
Pemerintah Austria jadi ujung tombak untuk buat
treaty internasional yang melarang ‘drone yang aksinya gak bisa dikendalikan dan terprediksi sama
human master nya’ atau tanpa
human-in-the-loop. Jerman sendiri belum ada peraturan tentang ini, Seibel bahkan udah nawarin ini ke Panglima Angkatan Bersenjata Jerman, walaupun lebih lanjutnya tetep Pemerintah Jerman yang mutusin.
Medan perang masa depan bakal penuh dengan EW systems yang mana
remotely piloted drones ringkih sama ini. Jawabannya autonomous drone yang gak perlu komunikasi dua arah dan bisa buat keputusan sendiri.