Indonesia Casual Discussion Warkop Indonesia

norman88

Committed member
Messages
170
Reactions
124
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Mana ada segitu cukup, itu jumlahnya gak sampe 100 unit kok. Target padahal 180 unit untuk 10 skuadron tempur generasi ke empat minimum. Sebelumnya udah gua kasih perhitungan ideal jumlah fighter yang dibutuhkan
Gak ada yg bilang itu sudah cukup, tapi gak seurgensi matra maut, coba bandingkan sama Matra laut, cuma punya 2 frigate mini padahal Indonesia sendiri punya garis pantai terbesar kedua di dunia.
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,903
Reactions
4 10,020
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Gak ada yg bilang itu sudah cukup, tapi gak seurgensi matra maut, coba bandingkan sama Matra laut, cuma punya 2 frigate mini padahal Indonesia sendiri punya garis pantai terbesar kedua di dunia.

Ruang udara Indonesia lebih dari tujuh juta kilometer persegi, fighter aircraft kurang dari 100 yang itu saja banyak dari era 90-an dan 2000 awal, mau buat tugas peace patroli routine, interdiction sama tugas pokok pengamanan dan superioritas udara tidak ada yang tercapai parameternya. Selama kekuatan udara kurang dari kata kekuatan esensial minimum , nambahin kapal perang gak jauh dari nambahin rumpon di masa perang.
 

chibiyabi

Contributor
Messages
493
Reactions
3 411
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Togo
Ruang udara Indonesia lebih dari tujuh juta kilometer persegi, fighter aircraft kurang dari 100 yang itu saja banyak dari era 90-an dan 2000 awal, mau buat tugas peace patroli routine, interdiction sama tugas pokok pengamanan dan superioritas udara tidak ada yang tercapai parameternya. Selama kekuatan udara kurang dari kata kekuatan esensial minimum , nambahin kapal perang gak jauh dari nambahin rumpon di masa perang.
engga lah, kita itu negara kepulauan, system pertahanan udara bisa ditempatkan dipulau pulau, atau yg dinamisnya ya kapal AAW klo dibilang nambahin kapal jadi rumpon pas jaman perang, nambahin pespur tanpa pertahanan udara (radar dan rudalnya) dipulau pulau/AAW ship juga sama aja buang buang duit..sebelum terbang jadi barbeque burung besi, makanya saya bilang harus balance, AU bisa jadi prioritas tapi ga semua pengadaan harus AU dulu, prinsip keseimbangan itu penting..termasuk arhanud, radar, kapal perang dll
 

norman88

Committed member
Messages
170
Reactions
124
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
nambahin kapal perang gak jauh dari nambahin rumpon di masa perang.
Terlalu ngawur ini, frigate gak cuma ujuk2 patroli laut atau cuma menenggelamkan kapal lain tpi punya berbagai kegunaan, diantaranya sebagai payung udara yg bisa dipindahkan kemana saja dilingkup 70% wilayah Indonesia, Fremm juga punya capability tracking ballistic missile, tentunya merupakan peran yg sangat penting dan strategis, dan jangan lupa frigate seperti Fremm juga mempunyai kemampuan ASW yg sangat bagus sebagai detektor kapal selam.
 

NEKO

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
2,969
Reactions
3 2,561
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Ruang udara Indonesia lebih dari tujuh juta kilometer persegi, fighter aircraft kurang dari 100 yang itu saja banyak dari era 90-an dan 2000 awal, mau buat tugas peace patroli routine, interdiction sama tugas pokok pengamanan dan superioritas udara tidak ada yang tercapai parameternya. Selama kekuatan udara kurang dari kata kekuatan esensial minimum , nambahin kapal perang gak jauh dari nambahin rumpon di masa perang.
Secara quantitas emang kurang sih pespur kita, cuman buat acara HUT aja itu udah harus mengalokasikan sekian % dari total pespur kita.
Secara kualitas juga sangat kurang.
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,903
Reactions
4 10,020
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Terlalu ngawur ini, frigate gak cuma ujuk2 patroli laut atau cuma menenggelamkan kapal lain tpi punya berbagai kegunaan, diantaranya sebagai payung udara yg bisa dipindahkan kemana saja dilingkup 70% wilayah Indonesia, Fremm juga punya capability tracking ballistic missile, tentunya merupakan peran yg sangat penting dan strategis, dan jangan lupa frigate seperti Fremm juga mempunyai kemampuan ASW yg sangat bagus sebagai detektor kapal selam.

Frigate/Destroyer dengan missile defense punya lingkaran payung udara terbatas, mobilitas aset laut ya gak bisa dibandingkan dengan aset udara apalagi sekarang era Stand off missiles dan guided munition, berkaca dari perang Malvinas yang nentuin jalannya perang sebagian besar itu dari penguasaan ruang udara dimana pesawat tempur jump jet Harrier Inggris berperan signifikan untuk deter angkatan udara Argentina yang waktu itu HMS Ardent, Conventry, Sheffield tenggelam ketika dihantam MK 82 series dari A4C Skyhawk, dengan Harrier memberikan perlindungan kepada Royal Navy dari A4C Skyhawk Argentina yang menyasar kekuatan permukaan Inggris yang mana faktor ini menentukan jalannya perang di fase berikutnya. Ya apalagi sekarang guided munition kek AASM/HAMMER Perancis yang dibawa Rafale idealnya bisa menghantam target dari jarak 70 km dari altitude ketinggian udara yang tinggi. Kalo ga punya payung udara dari aset udara yang mumpuni ya buat cover fleet movement di wilayah Indonesia sendiri ya bakalan kesulitan atau bahkan mustahil dilakukan.

Lalu kita lihat, dessert storm, terus yang lebih dekat lagi case China Taiwan crisis, dimana China nyatanya dalam sejarah lebih fokus pada pengembangan Angkatan Udara mereka dahulu di era 80-90 an mulai dari muncul JH7A, ngambil lisensi Su 27/30 terus ngembangin multirole fighter mereka J 10 series. Itu mereka produksi sampai ratusan unit. Baru setelah China punya modal teknologi dan ekonomi yang cukup baru pada dekade 2000-an mulai mengembangkan Frigate dan Destroyer modern yang versi mutakhirnya baru muncul pasca 2010. Versi versi tahun 1980- 1990an kapal Frigate China itu masih berkutat dikelas 2000-3000 an ton, Destroyer mereka ya kelas Luda dan Luhu class yang kapabilitasnya jauh dibawah kontemporer Barat mulai dari tonase dan sistem, Korea Selatan dan Jepang, mereka baru tahun 99 dan 2000 beli Sovremmenny class dan ngembangin Type 51/52 di awal 2000-an.

Jangan salah gua blue water navy advocate. Tapi ya sewajarnya sebelum bangun blue water navy ya dibangun dulu superioritas udara di wilayah Indonesia yang luasnya mencapai tiga zona waktu di muka bumi. Well in my opinion, If Indonesia trying to playing with blue water navy concept before taking and solving the air superiority issue first, that's more like trying to run before you can Learning to standing. Dan menurut saya pribadi elemen kapal induk itu penting dan wajib ada malah kalau sudah mulai memikirkan Escort assets kek Destroyer/AAW Frigate. Konsep F35 B itu penting kedepannya buat negara ekonomi mepet kek Indonesia yang pengin punya poket version Aircraft carrier fleets.
 
Last edited:

norman88

Committed member
Messages
170
Reactions
124
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Frigate/Destroyer dengan missile defense punya lingkaran payung udara terbatas, mobilitas aset laut ya gak bisa dibandingkan dengan aset udara apalagi sekarang era Stand off missiles dan guided munition,
Jangan salah, cukup dengan 3 frigate Fremm bisa melindungi seluruh zona Laut Natura dengan payung udara.

Ya apalagi sekarang guided munition kek AASM/HAMMER Perancis yang dibawa Rafale idealnya bisa menghantam target dari jarak 70 km dari altitude ketinggian udara yang tinggi. Kalo ga punya payung udara dari aset udara yang mumpuni ya buat cover fleet movement di wilayah Indonesia sendiri ya bakalan kesulitan atau bahkan mustahil dilakukan.
Jangankan Hammer, ballistic missile saja bisa ditracking frigate fremm, dengan aster 30 bisa mengintersep TBM dan selanjutnya ketika aster 30 block 1 NT dirilis, konfigurasi ini bisa mengintersep short-medium range BM.

Jangan salah gua blue water navy advocate. Tapi ya sewajarnya sebelum bangun blue water navy ya dibangun dulu superioritas udara di wilayah Indonesia yang luasnya mencapai tiga zona waktu di muka bumi. Well in my opinion, If Indonesia trying to playing with blue water navy concept before taking and solving the air superiority issue first, that's more like trying to run before you can Learning to standing. Dan menurut saya pribadi elemen kapal induk itu penting dan wajib ada malah kalau sudah mulai memikirkan Escort assets kek Destroyer/AAW Frigate. Konsep F35 B itu penting kedepannya buat negara ekonomi mepet kek Indonesia yang pengin punya poket version Aircraft carrier fleets.
Indonesia gak ada kecenderungan menjadi blue water navy, karena mindset kita bukan agresor dan offensive melainkan defensive, condong ke green water navy.

Dengan ternak frigate mumpuni seperti Fremm sudah cukup sebagai negara pesisir dengan gugus pulau yg melimpah.
 

chibiyabi

Contributor
Messages
493
Reactions
3 411
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Togo
Jangan salah, cukup dengan 3 frigate Fremm bisa melindungi seluruh zona Laut Natura dengan payung udara.


Jangankan Hammer, ballistic missile saja bisa ditracking frigate fremm, dengan aster 30 bisa mengintersep TBM dan selanjutnya ketika aster 30 block 1 NT dirilis, konfigurasi ini bisa mengintersep short-medium range BM.


Indonesia gak ada kecenderungan menjadi blue water navy, karena mindset kita bukan agresor dan offensive melainkan defensive, condong ke green water navy.

Dengan ternak frigate mumpuni seperti Fremm sudah cukup sebagai negara pesisir dengan gugus pulau yg melimpah.
3 fremm tidak akan cukup mas, disalvo 20 pesawat yg bawa masing masing AShM mencret itu 3 fremm, jadi rumpon beneran dan Blue navy itu sudah sebuah keharusan, indonesia haus jadi negara dengan kemampuan agresor, karena terdiri dari pulau pulau yg terpisah, klo ga jadi agresor gimana caranya mempertahankan pulau satu dengan yg lainnya, kudu nyebar secara merata di tiap pulau punya alutsita lengkap gitu, makanya ada konsep PPRC ya karena keharusan jadi aggresor..
 

norman88

Committed member
Messages
170
Reactions
124
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
3 fremm tidak akan cukup mas, disalvo 20 pesawat yg bawa masing masing AShM mencret itu 3 fremm, jadi rumpon beneran dan Blue navy itu sudah sebuah keharusan, indonesia haus jadi negara dengan kemampuan agresor, karena terdiri dari pulau pulau yg terpisah, klo ga jadi agresor gimana caranya mempertahankan pulau satu dengan yg lainnya, kudu nyebar secara merata di tiap pulau punya alutsita lengkap gitu, makanya ada konsep PPRC ya karena keharusan jadi aggresor..
Gak juga, sistem MFRA Fremm bisa intercept rudal secara simultan

Konsep PPRC justru sangat tidak blue water navy karena dogmanya defensive.
 

chibiyabi

Contributor
Messages
493
Reactions
3 411
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Togo
Gak juga, sistem MFRA Fremm bisa intercept rudal secara simultan

Konsep PPRC justru sangat tidak blue water navy karena dogmanya defensive.
PPRC defensif dimananya, judulnya juga merebut tiap latihan, meskipun musuhnya dan elemen pendukungnya ga logis :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO:
 

norman88

Committed member
Messages
170
Reactions
124
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
PPRC defensif dimananya, judulnya juga merebut tiap latihan, meskipun musuhnya dan elemen pendukungnya ga logis :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO:
Dogma PPRC kan melindungi wilayah Indonesia dari serangan luar, sama sekali bukan offensive.
 

chibiyabi

Contributor
Messages
493
Reactions
3 411
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Togo
Dogma PPRC kan melindungi wilayah Indonesia dari serangan luar, sama sekali bukan offensive.

Ini maksudnya merebut wilayah yg sudah diokupasi/invasi musuh kan

apa bedanya anda ngirim pasukan ke Papua dengan ngirim pasukan ke langkawi misalnya, pisau itu selalu bermata dua, ada yg satu tajam satu tumpul, dua duanya tajam atau kyk indonesia dua duanya tumpul, mo merebut/merampas atau mempertahankan sama sama ngenes yg digelarnya :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO:
 

norman88

Committed member
Messages
170
Reactions
124
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
apa bedanya anda ngirim pasukan ke Papua dengan ngirim pasukan ke langkawi misalnya, pisau itu selalu bermata dua, ada yg satu tajam satu tumpul, dua duanya tajam atau kyk indonesia dua duanya tumpul, mo merebut/merampas atau mempertahankan sama sama ngenes yg digelarnya :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO: :ROFLMAO:
Yg satu defensive untuk melindungi wilayah NKRI, satunya lagi offensive menyerang negara luar, jelas beda.
 

Umigami

Experienced member
Moderator
Indonesia Moderator
Messages
6,014
Reactions
5 4,863
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Kayaknya ada hingar bingar soal F15 nih
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,903
Reactions
4 10,020
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Hmm Zelensky yang Yahudi ngerayain iftar bareng tentara Muslim Ukraine, ngasih penghargaan ke tentara yang berjuang secara langsung dan menyebut pengorbanan mereka. Beda dengan pemimpin negara Rum versi Tribunnews

 

Follow us on social media

Top Bottom