"Jadi ya, beberapa komoditas serta produk manufaktur yang dapat kita gunakan untuk persempit atau kurangi atau bahkan hilangkan surplus ini," kata Sri Mulyani dalam program First On CNBC, dikutip Senin (28/4/2025).
Sri Mulyani mengatakan, produk pertama yang akan menjadi target supaya neraca perdagangan antara AS dan Indonesia kembali surplus ialah produk agrikultur, seperti gandum, kedelai, jagung.
"Saya yakin bahwa di sini, di Amerika Serikat, produk pertanian memainkan peran penting dalam banyak konstituen di Amerika Serikat, yang menghasilkan gandum, kedelai, jagung," tegasnya.
"Ini semua adalah produk makanan atau produk pertanian yang juga dikonsumsi di Indonesia secara signifikan dan kami mengimpor tidak hanya dari Amerika Serikat tetapi juga banyak negara lain," tegasnya.
Produk kedua, ialah minyak dan gas bumi, khususnya gas cair atau yang dikenal dengan istilah LNG ataupun LPG. Menurutnya, komoditas itu sangat penting bagi Indonesia, karena Indonesia bukanlah negara yang menjadi produsen migas.
Ketiga, ia mengungkapkan bahwa produk yang akan dioptimalisasi impornya ialah yang berasal dari perusahaan penerbangan AS, Boeing. Namun, ia tak mendetailkan produk apa saja yang akan ditambah impornya dari Boeing.
"Jadi ini semua adalah area di mana kita tentu dapat melakukan outsourcing minyak dan gas ini dari Amerika Serikat, termasuk produk Boeing dan sebagainya," tuturnya.