Well, gue salah satunya. Dan ini gak worth banget buat jadi barang ketawaan unless, ofcourse, if it comes from people who would prefer we keep buying stuffs from or through them instead of learning step by step how to make them ourselves.
Keep in mind kl soal "support bgt" nya gw itu gak buat jadi cheerleader dan hype machine "Karya Anak Bangsa" bullshit kalo memang cuma sekedar ganti plat nama dan kosmetik doang (looking at you, ******) - kl soal ini gw tarik garis batas yang jelas. Heck, soal pasal "ToT" aja udah jelas kl di Indonesia banyak yang salah kaprah kok. Tapi gw gak malu ngakuin kl support gw buat proyek-proyek joinan seperti KFX ini - termasuk Harimau, ZAHA, dst... - itu karena gw yakin semua proyek tadi bakal jadi booster buat "hidden potentials" yang ada di negara ini.
Tentunya, selama proyek-proyek tadi di manage dgn bener dan dilucuti dari mental overproud + jargon2 "KAB" kepar*t itu aja...
Yang jadi masalah dengan keikutsertaan di proyek KFX khan karna kita cuma dapet OJT kan engineer kita dan tempel sticker. Sangat berbeda dengan CN-235 dimana kita punya andil besar dalam designnya (termasuk IP Right nya). Kalau porsi IP Right jatahnya Airbus bisa kita beli, sangatlah layak kalau CN-235 di claim sebagai "Karya Anak Bangsa"
Sebenarnya yg buat narasi overproud itu pemerintah sendiri lho. Publik khan percaya aja apa kata wartawan dan para buzzer binaanistana. Sedangkan wartawan& buzzer binaan nya yg ngeliput tergaantung amplopan, bener ga
Anyway sedikit OOT, saya belakangan ini agak sedikit jengkel ama wartawan. Masa udah di amplopin pas shoot saya pd timing & moment yg jelek banget sampai2x saya diketawain ama rekan2x saya. Bahkan pas sesi photo yg ngatur posisi saya yach wartawan nya juga (dari media yg berbeda, walaupun pd event yg sama), tapi malah saya yg hampir ga keliatan
Ini IFX blok I baru bisa serang udara - udara ya?
Yang penting isa terbang dulu dan mendarat dengan selamat
Korea Selatan lewat KAI sudah dan sedang membuat sekitar enam unit prototipe pertama pesawat KF21 Boramae, dan gak ada satupun sparepart atau bagian yang diminta dibuat di Indonesia bahkan minimal baut dan flap sayap pun kagak. Kalo dari awal mereka jelas ngasih roadmapnya apa yang harus dilakukan oleh Indonesia selama proyek berjalan atau minimal seperti CN235 dimana Indonesia dari awal sudah terlibat proses produksi prototipe pesawat sampai sebelum terbang perdana, pemerintah juga ga bakalan ngulur ngulur termin pembayaran urunan proyek sampai sekarang.
Itu pesawat murni buatan Korea Selatan, sampai pemilihan onderdil juga ngacunya pada kebutuhan Korea Selatan, ga usah diaku aku buatan bersama karena sampai sekarang kontribusi Indonesia terhadap prototipe itu apa sih? Proyek juga jalan terus kok selama engineer Indonesia ditarik dari Korea Selatan dan sesuai target mereka. Sama kek ZAHA itu murni buatan Turki dan untuk kebutuhan angkatan bersenjatanya Turki, ga usah pake diaku aku.
Kita bayar royalti biar boleh tempel stiker buatan Indonesia dan PT DI atau Pindad apa sih susahnya ngakuin. Yang bener bener buatan Indonesia itu kalo sudah modelnya kek LPD, Anoa, NC212, CN235 dan sejenisnya
Nach ini dia problemnya di proyek KFX
Kolonel boleh keluyuran pake Rubicon atau LC300 di mangga besar, prajurit garis depan harus terima nasib
View attachment 44634
Jadi memang harus
Jangan remehkan sebuah gubuk. Ingat yach negara kita ini medan nya TROPIS aka Tropical Rainforest aka Tropical Mountanous Jungle. Sangat berbeda sekali bahkan dengan Vietnam yg walaupun sama Tropical Rainforest tapi relatif datar.
We should train and instruct the soldiers to build these instead:
View attachment 44640
View attachment 44641
So the French revived star fort design for their anti-insurgency campaign. We can try building these for FOB around Papua, just building the inner circle will be enough in most cases. It wouldn't be that difficult or expensive, because they are basically just dirt, but well made.
hooi mas... bangun begituan mah gampang. Pertanyaannya BUAT APA
Hesco Bastion itu murah lho, ga usah yang original juga ga masalah, beli dari China dapet murah. Cuma kalo Alphard atau land Cruiser atau range Rover itu memang prioritas utama buat pejabat sih
Pakai karung goni lebih murah dan sama efektifnya utk nahan pelor dan shrapnel, tinggal masalah penempatannya aja yg harus pas
Jadi apa solusinya supaya bisa bener2 dapat transfer teknologi for real. Kalo semua kebijakan dianggap salah, lalu yang benar apa?
Revolusi Mental dulu khususnya di birokrasi pemerintahan dari pusat (lementrian) sampai di level kelurahan. Bersamaan dgn itu kembalikan kurikulum pendidikan kita ke basis STEM (Scientific, Technical, Engineering, Mathematic)
Bener, kita bayar utk $2 Bill mmg hanya utk teknisi kita "OJT" urun rembug desain KFX/IFX disana masih blm ada pembicaraan lbh lanjut utk part mana yang akan dibuat di mari berkaca dl dibanding dgn cth TOT CN 235 & N212,LPD ,SS 1 masih jauh,mmg utk overpride "karya anak bangsa"& "buatan dalam negeri" harus dipikirkan kembali karna uda banyak kasus spt ( tot chabogo yang skrg hasilnya krg optimal ,tot kfx /ifx yg tdk dilibatkan test fligt,tdk dpt akses ke bbrp core tech inti,blm ada pembahasan part ygb dimuat mana/apa hanya jahit disini?,caracal (hanya kebagian ngecat?) ,harimau (masih diperdebatkan yg dibuatdisini apa saja?,TOT damen sigma yg cmn rakit modul dsb seharusnya bisa jadi bahan pembelajaran seharus nya sbg contoh adalah Turki dan Korsel berawal dari membeli lisensi perakitan F 16 dalam negeri ,lisensi U 202 & 209 mereka Skrg melangkah membuat pesawat baru (KFX&TFX),kuncinya kita seharusnya memperkuat kemampuan industri dalam negeri dulu untuk menyerap TOT tsb bisa dgn menyiapkan industri semikonduktor kita dalam membuat mil grade componet (chip,transitor dsb),kemapuan untuk membuat baja grade mil utk kasel & kaprang dsb untuk bisa menyerap TOT tsb
Dikasih TOT masalahnya industri tanah air siap gak nerima TOTnya ?
contoh perlu adanya pembangunan pabrik penghasil semiconductor Mil grade component utk electronic TOT dgn LEN
ilmu utk membuat baja military grade utk baja kaprang atau Kasel
Nach ini dia betul sekali
Problem utama sebenarnya adalah kapabilitas industri kita, khususnya SDM
Yoo siap-siap bakar menyan.
"F15IDN, F15IDN, F15IDN..."
dateng... dateng... kok tenang aja. Pertanyaan nya tinggal kapan dan berapa unitnya