Indonesia-Australia gelar latihan bersama terbesar November
Latihan gabungan "paling kompleks" tersebut akan melibatkan 2.000 personel dari tiga matra: angkatan laut, darat, dan udara.
“Ini latihan paling kompleks yang akan kita adakan. Australia akan menurunkan kapal amfibi landing helicopter dock (LHD) dan pesawat tempur siluman Lockhead Martin F-35,” kata Marles dalam jumpa pers di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/8).
Menurut Marles, latihan militer tersebut juga mencakup kerja sama di bidang keamanan siber, yang bagi Australia merupakan latihan militer terbesar di luar negaranya.
“Latihan ini bukan hanya latihan terbesar yang pernah dilakukan kedua negara kita, tetapi juga latihan terbesar yang akan dilakukan Australia di luar negara kami tahun ini,” ujar dia.
Dalam acara tersebut, Indonesia-Australia juga resmi menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) untuk memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara.
“Ini adalah contoh bagaimana kedua negara kita bekerja sama lebih erat. Ini adalah contoh bagaimana saat ini, dalam sejarah kita, kita melihat satu sama lain saling mengandalkan keamanan dan bekerja sama lebih erat untuk mengembangkannya,” tambah Marles.
Bukan pakta militer
Prabowo Subianto, yang juga merupakan presiden terpilih Indonesia, mengatakan perjanjian pertahanan ini merupakan tonggak bersejarah setidaknya sejak tahun 2006, ketika kedua negara memulihkan hubungan keamanan dengan menandatangani Perjanjian Lombok.
“Ini dilakukan bersama sebagai tetangga yang berhubungan langsung dalam meningkatkan kerjasama untuk membantu mengatasi ancaman keamanan dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di kawasan,” kata Prabowo.
Menurut Prabowo, perjanjian kerja sama DCA bukanlah pakta militer – di mana jika salah satu negara diserang maka negara lain sesama anggota harus membantu.
Dengan perjanjian ini, Prabowo juga berkomitmen kalau Indonesia akan meneruskan hubungan erat dan menjalin persahabatan dengan Australia.
“Saya bertekad akan menjaga hubungan Indonesia-Australia lebih baik lagi,” kata dia.
Marles menambahkan, kerja sama pertahanan ini merupakan paling mendalam dan signifikan dalam sejarah hubungan bilateral Indonesia-Australia.
“Kami sangat memahami tradisi non-blok Indonesia. Itulah warisan negara ini, dan kami menghormatinya. Kami mengakuinya, tetapi yang terpenting, kami menyukainya,” kata Marles.
Australia, ujar Marles, sangat berkepentingan untuk menjadikan Indonesia yang non-blok sebagai tetangga terdekat.
“
Jadi perjanjian ini bukanlah aliansi militer, tetapi perjanjian bahwa kita akan bekerja sama lebih erat dalam kerja sama pertahanan, kita akan melihat interoperabilitas yang jauh lebih besar antara pasukan pertahanan kita, kemampuan untuk beroperasi dari negara masing-masing, dan atas dasar itu,” kata dia.