Dibanding US Department of Energy, Department of Defense punya proyek aktif pembangkit listrik geothermal masa depan (EGS/AGS) lebih banyak dengan tujuh proyek berjalan.
Kemungkinan dibanding PLTB (Bayu/Angin), sama PLTS (Surya), panas bumi ini lebih feasible untuk AS. Mereka punya workforce sama perusahaan-perusahaan oil and gas yang established, dan disebut juga sama International Energy Agency, keahlian (skills) sama teknologi yang diperlukan untuk geothermal ini punya 80% kesamaan sama oil and gas (transferable).
PLTS lebih gak aman, karena kurang lebih 80% suplai panel surya dunia itu dari China, dibanding AS yang cuman sekitar 2%. Relatively lebih terikat sama China, lebih mungkin untuk di-exploit kalo mereka mau
DIU itu lagi mendalami penggunaan EGS/AGS untuk pangkalan-pangkalan militer AS. Kalo misal EGS/AGS udah lebih matang, bisa-bisa setiap pangkalan AS punya pembangkit sendiri yang sustainable. Dan kalo negara luar ada yang mau buat, ada kemungkinan bakal melibatkan perusahaan AS karena pengalamannya.
Geothermal bisa dibagi jadi dua, konvensional sama masa depan (termasuk EGS/AGS). Kalo konvensional lebih terbatas pilihan lokasinya, kayak Geo Dipa Patuha deket Bandung, kalo EGS/AGS theoretically bisa dimana pun.
Nuklir perlu lebih banyak persyaratan, termasuk lahan lebih besar, salah satunya untuk nampung radioactive waste yang perlu perlakuan khusus, sama sekali gak praktis untuk ditaro di pangkalan militer.
DIU sendiri bagian dari DoD yang emang dari awal ditujukan untuk engage sama perusahaan-perusahaan yang relatif baru (atau start-up) dibanding kontraktor prime kayak Lockheed Martin, Boeing, dll. Kantornya di Moffett Field, Santa Clara (bagian dari so-called Silicon Valley), SF Bay Area, CA