Albania bans TikTok for a year after killing of teenager|Reuters
PM Albania, Edi Rama (PS) bilang kalo pemerintah Albania (Eksekutif) bakal blokir TikTok sepanjang tahun 2025 yang dipicu dari kasus penusukan anak umur 14 tahun sama siswa lain karena cekcok(?) di TikTok.
Untuk urusan sosial media di anak-anak ini udah beberapa negara mulai perhatian. Australia jadi
forefront untuk urusan ini, mereka baru buat UU yang maksa perusahaan-perusahaan sosial media untuk memperketat kebijakannya biar mereka yang umurnya di bawah 16 tahun gak bisa bergabung ke platform sosial media. Kalo ada pelanggaran, yang kena sanksi perusahaan sosial media nya.
Tapi selain alasan itu, aku duga ada alasan politiknya juga. Tahun depan Albania bakal ngadain pemilihan legislatif yang mana aku yakin Edi Rama agak takut juga sama TikTok ngeliat beberapa kasus tentang TikTok di pemilu negara-negara lain beberapa tahun ini. Gimana-gimana walaupun ByteDance ini swasta, tapi dia tetep harus comply sama keinginan dan kepentingan Pemerintah otoritarian China kalo gamau dapet masalah. Gatau gimana, pernah ada yang nyari tau tentang bandingin jumlah content pro-Rusia sama pro-Ukraina di TikTok, hasil temuannya ditemukan kalo content pro-Rusia “jauh” lebih banyak daripada pro-Ukraina di TikTok, berimbang pun enggak, kemungkinan besar karena algoritma nya berat sebelah.
Gak jauh dari Albania juga ada sesuatu lagi menyangkut TikTok. Negara di kawasan Eropa Tenggara lain, Romania, gak lama lalu Mahkamah Konstitusi nya nunda Pilpres putaran kedua atas laporan dari pihak yang bertanggung jawab atas keamanan nasional nya, karena ada kekhawatiran ke salah satu capres pro-Rusia yang dapet suara cukup banyak di putaran pertama namanya Călin Georgescu. CSAT Romania (setara NSC AS) nyebut TikTok berat sebelah ke salah satu kandidat ini, walaupun gak nyebut nama secara eksplisit. TikTok berkelit nolak tuduhan itu.