Indonesia Casual Discussion Warkop Indonesia

I really like the Trieste

Tergantung sih, grand plannya gimana gitu, jangan asal beli apa gitu karena musiman dan pengen aja, belum lagi karena orang baru menggantikan orang lama dan rencana juga diganti. Amburadul nanti.

Kalau target puncak adalah punya kapal induk, mending kedepannya LHD nya ukuran kecil aja.
Kalau mentok cuman di LHD, sekalian ambil LHD yang paling besar.

NEKO said:

Tergantung sih, grand plannya gimana gitu, jangan asal beli apa gitu karena musiman dan pengen aja, belum lagi karena orang baru menggantikan orang lama dan rencana juga diganti. Amburadul nanti.

Kalau target puncak adalah punya kapal induk, mending kedepannya LHD nya ukuran kecil aja.
Kalau mentok cuman di LHD, sekalian ambil LHD yang paling besar.

Click to expand...

Sangat gak yakin saya kita punya appetite buat real aircraft carrier.

Umigami said:

Sangat gak yakin saya kita punya appetite buat real aircraft carrier.

Click to expand...

*untuk sekarang.

NEKO said:

Tergantung sih, grand plannya gimana gitu, jangan asal beli apa gitu karena musiman dan pengen aja, belum lagi karena orang baru menggantikan orang lama dan rencana juga diganti. Amburadul nanti.

Kalau target puncak adalah punya kapal induk, mending kedepannya LHD nya ukuran kecil aja.
Kalau mentok cuman di LHD, sekalian ambil LHD yang paling besar.

Click to expand...

Sebenarnya sih idealnya mulai dari yang simple, trus belajar dari operasional, TNI-AL selaku user ngasi feedback ke industri tentang improvement apa yang mereka inginkan.

Masalahnya kalau model gini, kita ga tau kalau ganti Presiden, Menhan baru nya bakal berpikiran lain. Rencana jangka panjang hampir mustahil.

Umigami said:

Sangat gak yakin saya kita punya appetite buat real aircraft carrier.

Click to expand...

Agree with this.

Kl kapal induk yang dimaksud buat helicopter, UCAV dan USV masih kebayang. Tapi kl udah masuk kapal induk buat fixed wing fighter, rasanya sih masih belum - paling gak sampai 20-30 tahun ke depan.

But then again, who knows?

FPXAllen said:

Agree with this.

Kl kapal induk yang dimaksud buat helicopter, UCAV dan USV masih kebayang. Tapi kl udah masuk kapal induk buat fixed wing fighter, rasanya sih masih belum - paling gak sampai 20-30 tahun ke depan.

But then again, who knows?

Click to expand...

Saya mikirnya LHD pakai F35B masih mungkin

Umigami said:

Saya mikirnya LHD pakai F35B masih mungkin

Click to expand...

If (the big IF) the US finally allows us to have 'em. Itupun gw gak bisa bayangin bakal terjadi dalam 10-15 tahun ke depan.

Delivery Harimau

Gary said:

Sebenarnya sih idealnya mulai dari yang simple, trus belajar dari operasional, TNI-AL selaku user ngasi feedback ke industri tentang improvement apa yang mereka inginkan.

Masalahnya kalau model gini, kita ga tau kalau ganti Presiden, Menhan baru nya bakal berpikiran lain. Rencana jangka panjang hampir mustahil.

Click to expand...

Sebelum adanya MEF itu kek nya gak ada kan perencanaan jangka panjang? Lebih ke musiman aja gitu, dengan new menhan, kasal, kasad, kasau, panglima = rencana baru.

Gary said:

Btw Boeing lagi (lagi) kena sorotan ya, kira-kira berpengaruh ga sama build quality F-15IDN ?

Click to expand...

I don't think related to Boeing's current QC problem (plane is 25 yrs old) but this comes at a time when Boeing is under intense scrutiny.

FPXAllen said:

Agree with this.

Kl kapal induk yang dimaksud buat helicopter, UCAV dan USV masih kebayang. Tapi kl udah masuk kapal induk buat fixed wing fighter, rasanya sih masih belum - paling gak sampai 20-30 tahun ke depan.

But then again, who knows?

Click to expand...

If only to support amphibious assault aka commando (marine) carrier, I still can get the logic, but else than that just gonna be seafaring carrier for country without clear foreign policy. Domba tersesat di samudra and asking themselves, “what we’re doing here with this high cost high maintenance giant ship without any destination”, gamang gak jelas untuk ndukung kebijakan apa.

Ngirim bantuan kemanusiaan pake carrier? Wow, Indonesia emang suka facade.

morningstar said:

If only to support amphibious assault aka commando (marine) carrier, I still can get the logic, but else than that just gonna be seafaring carrier for country without clear foreign policy. Domba tersesat di samudra and asking themselves, “what we’re doing here with this high cost high maintenance giant ship without any destination”, gamang gak jelas untuk ndukung kebijakan apa.

Ngirim bantuan kemanusiaan pake carrier? Wow, Indonesia emang suka facade.

Click to expand...

Lordimperator said:

HMAS Canberra Returns From Fiji - Fiji

News and Press Release in English on Fiji and 1 other country about Contributions, Logistics and Telecommunications and Tropical Cyclone; published on 30 Mar 2016 by Govt. Australia

reliefweb.int

Click to expand...

It’s not like this cannot be used for that, but it looks like exist only for that (MOOTW) because we don’t have clear policy for power projection

Minimal FONOP buat donut di LCS dulu lah

Aku lebih milih kalau TNI fokus dulu memperbanyak kapal kombatan. Untuk sejenis LHD jangan sampai kayak Thailand yang kapalnya kosongan dan cuman diparkir aja.
Kalo ngomongin tentang LHD, seharusnya bukan cuman kapalnya itu sendiri tapi juga isinya. Karena airwingnya bisa lebih mahal dari kapal itu sendiri.

Kalau dirasa butuh dan kita mampu untuk operasional ya boleh aja beli LHD. Tapi kalau untuk siskon sekarang mending ga usah mikirin LHD dulu.

Our neighbor’s Foreign Minister with officials from his ministry and 5 member of parliament, including 1 from Worker’s Party. They can navigate more freely by coming to both Israel and Palestinian territories (most likely West Bank). If I’m US, I will titip something to them, cause anyone would hear Singapore.

NEKO said:

Sebelum adanya MEF itu kek nya gak ada kan perencanaan jangka panjang? Lebih ke musiman aja gitu, dengan new menhan, kasal, kasad, kasau, panglima = rencana baru.

Click to expand...

ada dong, tapi sifatnya dari user cuma sampe Kemenhan, nah dijaman SBY dinaikkan levelnya jadi koordinasi antar kelembagaan setingkat menteri, muncul KKIP dll. setelah kasus ambalat..

Naval group meeting with PTPAL and MoD Kabid Matla.

Ig source:

Just knew that Reagan’s campaign team ‘80 manager was William Casey of CIA. Carter would be the winner if American hostages were released before the election, so Reagan’s campaign team tried not to make that happen by bought the Iranian for $40 millions. The hostages released few hours after Reagan inauguration.