(@Macaskeel)
Kembangkan sendiri
Eris juga menekankan kecilnya peluang negara produsen membuka tautan data produk pertahanan mereka. Dalam kasus RI, salah satu alasan tidak dibuka data adalah pembelian yang kecil.
”Cara yang bisa dilakukan adalah pembelian dengan sistem offset di mana sebagian atau seluruh perakitan alutsista dilakukan di negara pembeli yang disertai alih teknologi. Ada cara lain lagi, yakni dengan upgrade alutsista secara mandiri. Jika berhasil melakukan upgrade, kemampuan suatu negara akan semakin diperhitungkan,” kata Eris yang merupakan penerbang generasi pertama jet tempur F-16 TNI AU.
Keberhasilan meningkatkan kemampuan perangkat tempur akan membuat militer Indonesia semakin diperhitungkan. Sebab, TNI teruji bisa mengembangkan kemampuan secara mandiri.
Indonesia tidak diberi akses tautan data. ”Kita siasati dengan mengembangkan perangkat lunak sendiri secara diam-diam yang bisa menghubungkan komunikasi dan data real time antarberbagai alutsista kita. Ketika itu, Pusat Kendali TNI, pesawat intai TNI AU (dilengkapi kamera intai seperti yang digunakan pesawat intai P-8 Poseidon), helikopter serbu yang membawa roket, dan pasukan TNI AD di daratan beroperasi serempak dan terintegrasi,” kata Hadi.
Ia menyinggung operasi 2021 di Nduga, Papua. Pasukan TNI AD berkoordinasi dengan pesawat intai TNI AU yang dibuat Boeing, produsen AS. Koordinasi juga dilakukan dengan awak helikopter serbu dari Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad).
Pasukan TNI AD mengoperasikan pesawat nirawak sekaligus pemukul di darat. Sementara heli Puspenerbad menjadi penyerang udara. Adapun pesawat intai TNI AU menjadi sarana pemantau dan peringatan dini. Semua data itu masuk ke Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) Markas Besar TNI. Hadi memantau operasi itu dari Puskodal.
Pasukan di darat memberikan koordinat sasaran ke pesawat intai dan heli serbu. ”Ketika itu data belum ditampilkan di layar radar, tetapi dalam saluran informasi dan data kordinat bisa dimunculkan dengan membentuk data link sendiri antarberbagai persenjataan yang dibuat pabrikan berbeda itu,” kata Hadi.
Sebelum operasi 2021, Hadi menginstruksikan uji coba dalam latihan di Situbondo, Jawa Timur, pada 2021. Puskodal di Mabes TNI memantau latihan serbu oleh pesawat nirawak CH4 yang terbang dari Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Sidoarjo. Sementara di Situbondo ada kapal TNI AL, tank TNI AD, dan unit-unit lain TNI.
Dalam latihan itu TNI menggunakan tautan data sendiri. Selain lebih sesuai dengan kebutuhan internal, tautan data buatan sendiri mengurangi celah penyadapan oleh pihak lain.
Setelah masa jabatan Hadi selesai, TNI melakukan sejumlah operasi lain yang sejenis. Hadi optimistis, TNI semakin terasah menerapkan NCW dan siap dengan perkembangan zaman.
Diam-diam, TNI mengembangkan kendali tempur untuk memadukan persenjataan buatan beragam negara. Cara sejenis dipakai Pakistan menghadapi India.
www.kompas.id