Indonesia Indonesian Strategic Industries

Var Dracon

Contributor
Messages
460
Reactions
1 495
Nation of residence
Indonesia
intip-spesifikasi-komodo-buatan-pindad-yang-siap-mendunia-VbBGVKyaCE.jpg

Komodo production line back in December 2019. Unlike Anoa, Komodo's hull is not labelled (or at least not visibly labelled) by their production number, so I wonder how many Komodos has been produced so far.
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,913
Reactions
4 10,053
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Indonesian MLRS had taken shape, there Will be another step before verification for the complete system can be started in which if we are looking at Vampire and Astros had, they should have command and control vehicles, radar artillery finder and logistic vehicles at the minimum order. It would be better if they can including command vehicles for organic UAV as the recon and surveilance platform for the system.

Perkenalkan Peluncur Roket R-HAN 122B, Kabalitbang Kemhan: Ini Langkah Strategis​


12 Maret 2021


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Kompas)

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian pertahanan ( Kemhan) Republik Indonesia (RI) Marsekal Muda (Marsda) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Julexi Tambayong mengatakan, Indonesia punya potensi untuk memproduksi senjata secara mandiri.

Hal tersebut, kata Marsda Julexi, terbukti lewat sejumlah jalinan kerja sama yang dilakukan antara Balitbang Kemhan dengan badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik swasta (BUMS) terkait pengembangan alat utama sistem senjata TNI ( alutsista).

Tak hanya itu, kerja sama tersebut merupakan bagian dari triple helix yang mewakili pemerintah, akademisi, dan industri pertahanan.


Tombol kendali Peluncur Roket R-HAN122B (photo : Kompas)

“Ini merupakan langkah strategis bagi sistem pertahanan Indonesia dalam upaya mewujudkan kemandirian,” ujar Marsda Julexi dalam presentasi mengenai prototipe alutsista TNI terbaru kepada Kompas.com, di kantor Balitbang Kemhan, Jakarta, Senin (1/3/2021).

Adapun langkah ini sebagai komitmen Kemhan dalam meningkatkan dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri dan penguatan modernisasi alutsista.

Upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap persenjataan produksi luar negeri.


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Delimajaya)

Pemanfaatan produk dalam negeri untuk pertahanan, tambah Marsdya Julexi, dapat mewujudkan strategic autonomi atau kebebasan mengambil keputusan dan aksi ketika Indonesia harus melindungi kepentingan nasionalnya tanpa tekanan negara lain. Seperti embargo, misalnya.

Kendati demikian, Kabalitbang Kemhan menekankan bahwa masih ada tantangan dalam mengembangkan alpalhan.

“Produk yang dihasilkan kegiatan penelitian dan pengembangan alpalhan tersebut baru sampai pada tahap prototipe. Masih perlu pengembangan dan penyempurnaan sebelum sampai pada tahap first article dan mass product sehingga tidak bisa disamakan dengan produk siap jual” jelasnya.


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Delimajaya)

Adapun salah satu prototipe senjata yang berhasil dikembangkan oleh Balitbang Kemhan adalah kendaraan Peluncur Roket R-HAN 122B.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Alat Peralatan Pertahanan (Alpalhan) Balitbang Kemhan Brigjen TNI Rosidin MSi (Han) MSc mengatakan, Roket R-HAN 122B dapat memperkuat satuan marinir dan TNI angkatan laut (AL) yang saat ini menggunakan kendaraan Roket 122 MM, RM70, dan GRAD 40 buatan Cekoslovakia.

Selain itu, alutsista karya anak bangsa tersebut juga dilengkapi tabung launcher bertipe PL R-HAN 122B dengan kaliber 122 milimeter (mm) dan mampu memuat sebanyak 40 laras.


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Delimajaya)

“Untuk pengoperasian, R-HAN 122B memiliki sistem otomatis pada bagian loading, elevasi, azimuth, firing dan kalkulator balistik. R-HAN 122B juga memiliki daya luncur sejauh 30 kilometer (km),” ujar Brigjen Rosidin.

Soal kemandirian persenjataan, Sekretaris Balitbang Kemhan Brigjen TNI Abdullah Sani menyampaikan bahwa 2021 akan menjadi momen bagi Balitbang Kemhan untuk fokus membangun prototipe alutsista.

Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu memproduksi senjata secara mandiri yang berkualitas pada 2024. Bahkan, kualitas senjata bisa setara dengan produk alutsista dari luar negeri.

(Kompas)
 

Panca

Committed member
Messages
244
Reactions
182
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Indonesian MLRS had taken shape, there Will be another step before verification for the complete system can be started in which if we are looking at Vampire and Astros had, they should have command and control vehicles, radar artillery finder and logistic vehicles at the minimum order. It would be better if they can including command vehicles for organic UAV as the recon and surveilance platform for the system.

Perkenalkan Peluncur Roket R-HAN 122B, Kabalitbang Kemhan: Ini Langkah Strategis​


12 Maret 2021


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Kompas)

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian pertahanan ( Kemhan) Republik Indonesia (RI) Marsekal Muda (Marsda) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Julexi Tambayong mengatakan, Indonesia punya potensi untuk memproduksi senjata secara mandiri.

Hal tersebut, kata Marsda Julexi, terbukti lewat sejumlah jalinan kerja sama yang dilakukan antara Balitbang Kemhan dengan badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik swasta (BUMS) terkait pengembangan alat utama sistem senjata TNI ( alutsista).

Tak hanya itu, kerja sama tersebut merupakan bagian dari triple helix yang mewakili pemerintah, akademisi, dan industri pertahanan.


Tombol kendali Peluncur Roket R-HAN122B (photo : Kompas)

“Ini merupakan langkah strategis bagi sistem pertahanan Indonesia dalam upaya mewujudkan kemandirian,” ujar Marsda Julexi dalam presentasi mengenai prototipe alutsista TNI terbaru kepada Kompas.com, di kantor Balitbang Kemhan, Jakarta, Senin (1/3/2021).

Adapun langkah ini sebagai komitmen Kemhan dalam meningkatkan dan mengembangkan industri pertahanan dalam negeri dan penguatan modernisasi alutsista.

Upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap persenjataan produksi luar negeri.


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Delimajaya)

Pemanfaatan produk dalam negeri untuk pertahanan, tambah Marsdya Julexi, dapat mewujudkan strategic autonomi atau kebebasan mengambil keputusan dan aksi ketika Indonesia harus melindungi kepentingan nasionalnya tanpa tekanan negara lain. Seperti embargo, misalnya.

Kendati demikian, Kabalitbang Kemhan menekankan bahwa masih ada tantangan dalam mengembangkan alpalhan.

“Produk yang dihasilkan kegiatan penelitian dan pengembangan alpalhan tersebut baru sampai pada tahap prototipe. Masih perlu pengembangan dan penyempurnaan sebelum sampai pada tahap first article dan mass product sehingga tidak bisa disamakan dengan produk siap jual” jelasnya.


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Delimajaya)

Adapun salah satu prototipe senjata yang berhasil dikembangkan oleh Balitbang Kemhan adalah kendaraan Peluncur Roket R-HAN 122B.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Alat Peralatan Pertahanan (Alpalhan) Balitbang Kemhan Brigjen TNI Rosidin MSi (Han) MSc mengatakan, Roket R-HAN 122B dapat memperkuat satuan marinir dan TNI angkatan laut (AL) yang saat ini menggunakan kendaraan Roket 122 MM, RM70, dan GRAD 40 buatan Cekoslovakia.

Selain itu, alutsista karya anak bangsa tersebut juga dilengkapi tabung launcher bertipe PL R-HAN 122B dengan kaliber 122 milimeter (mm) dan mampu memuat sebanyak 40 laras.


Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B (photo : Delimajaya)

“Untuk pengoperasian, R-HAN 122B memiliki sistem otomatis pada bagian loading, elevasi, azimuth, firing dan kalkulator balistik. R-HAN 122B juga memiliki daya luncur sejauh 30 kilometer (km),” ujar Brigjen Rosidin.

Soal kemandirian persenjataan, Sekretaris Balitbang Kemhan Brigjen TNI Abdullah Sani menyampaikan bahwa 2021 akan menjadi momen bagi Balitbang Kemhan untuk fokus membangun prototipe alutsista.

Dengan begitu, Indonesia diharapkan mampu memproduksi senjata secara mandiri yang berkualitas pada 2024. Bahkan, kualitas senjata bisa setara dengan produk alutsista dari luar negeri.

(Kompas)

So there are two projects? this and the Vampire?
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,913
Reactions
4 10,053
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
So there are two projects? this and the Vampire?

This one medium term project, as they are looking for more type of munition so this MLRS can be more versatile like Astros
 

Var Dracon

Contributor
Messages
460
Reactions
1 495
Nation of residence
Indonesia
Komodo Rifle is using DI instead of piston driven.

If i should choose between CAR 816 and Komodo's rifle, i will choose CAR 816.

Add: but if Komodo make new rifle that update to the trends in the future, that will be good.
D5 has piston-driven version, but not D7. D5 has auto and semi auto mode, but D7 only available in semi auto mode.
 

trishna_amrta

Experienced member
Messages
1,606
Reactions
1,925
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
D5 has piston-driven version, but not D7. D5 has auto and semi auto mode, but D7 only available in semi auto mode.

Ok... Any source for this?. Because I read the official website and it says DI. Or maybe what are in the official website are just bad wkwk (this case is really possible).
IIRC short piston for D5 available as alternative. It was in their website a few years back

BTW, let me ask all of you here. Who's here preferred direct impingement over piston (short or long) for actual real world combat patrol in Indonesia jungle or mountainous, amphibious (any combat operation outside law enforcement in urban area)? Any taker? pls raise your hand if you do
 

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,523
Reactions
3 1,573
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
BTW, let me ask all of you here. Who's here preferred direct impingement over piston (short or long) for actual real world combat patrol in Indonesia jungle or mountainous, amphibious (any combat operation outside law enforcement in urban area)? Any taker? pls raise your hand if you do
That dirty DI have to be take care like a baby (need more attention than piston driven like AK). Very bad idea to clean clean clean in annoying mosquitoes jungles and muddy rainforests. Yang ada kesel sendiri nyalahin apapun yang diliat.

MCX is numba one!!!!!
 
Last edited:

trishna_amrta

Experienced member
Messages
1,606
Reactions
1,925
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Yang ada kesel sendiri nyalahin apapun yang diliat.
Add the standard issue spork (sendok-garpu combo) that came with the ransum (particularly nasi bantal) that seem to get broken so often to the point one do need to bring own utensil from home And do you realize how difficult it is to light up that 5g hexamine tablet (tablet spiritus) that came with the pocket stove (which also prone to break due for being too thin) I actually prefer the old pocket stove (kompor lapangan) that came with 8x 15g hexamine tablet rather than the new one with only 4x 5g tablets. Its easier to light up the fuel tablet using the old pocket stove
 

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,523
Reactions
3 1,573
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Add the standard issue spork (sendok-garpu combo) that came with the ransum (particularly nasi bantal) that seem to get broken so often to the point one do need to bring own utensil from home And do you realize how difficult it is to light up that 5g hexamine tablet (tablet spiritus) that came with the pocket stove (which also prone to break due for being too thin) I actually prefer the old pocket stove (kompor lapangan) that came with 8x 15g hexamine tablet rather than the new one with only 4x 5g tablets. Its easier to light up the fuel tablet using the old pocket stove
Tambah gak bisa santai wkwk
 

R4duga

Experienced member
Messages
1,670
Reactions
2 2,367
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
https://www.instagram.com/p/CMeYwkAFn8e/

Tim Direktorat Teknologi Industri Pertahanan Kementrian Pertahanan RI dan Tim Rafale Prancis mengunjungi fasilitas Workshop PT NTP pada tanggal 20 Februari 2021 untuk meninjau langsung kapabilitas PT NTP dalam rangka implementasi rencana program Offset MRO Engine Pesawat Tempur Rafale.

The Defense Industry Technology Directorate Team of the Indonesian Ministry of Defense and the French Rafale Team visited the PT NTP Workshop facility on February 20, 2021 to directly observe the capabilities of PT NTP in the context of implementing the plan for the Rafale Combat Engine MRO Offset program.
161688693_271783394433876_2166155884839510812_n.jpg
160612553_777558659536908_7928971848669284538_n.jpg
160328116_856450478542335_2377545901132096664_n.jpg
160662420_825450571441364_2278253311054524495_n.jpg
160901978_471986943990871_9146918137936212569_n.jpg
160642092_486375699395237_161120972471335265_n.jpg
158322283_587286695563641_144946263459033810_n.jpg
160620918_455291609043329_1588041501756625374_n.jpg
 

reashot_xigwin

Active member
Messages
89
Reactions
93
Nation of residence
Vanuatu
Nation of origin
Vanuatu
https://www.instagram.com/p/CMeYwkAFn8e/

Tim Direktorat Teknologi Industri Pertahanan Kementrian Pertahanan RI dan Tim Rafale Prancis mengunjungi fasilitas Workshop PT NTP pada tanggal 20 Februari 2021 untuk meninjau langsung kapabilitas PT NTP dalam rangka implementasi rencana program Offset MRO Engine Pesawat Tempur Rafale.

The Defense Industry Technology Directorate Team of the Indonesian Ministry of Defense and the French Rafale Team visited the PT NTP Workshop facility on February 20, 2021 to directly observe the capabilities of PT NTP in the context of implementing the plan for the Rafale Combat Engine MRO Offset program.
View attachment 16102 View attachment 16103 View attachment 16109 View attachment 16108 View attachment 16107 View attachment 16106 View attachment 16104 View attachment 16105
So we got tech transfer for the engine. What other Techs are we getting for buying the Rafales. If we ain't got s**t we better off sticking with the KFX. If we do we can use the techs with our version of the KFX. 🤞
 

Ravager

Contributor
Messages
1,091
Reactions
4 1,239
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
So we got tech transfer for the engine. What other Techs are we getting for buying the Rafales. If we ain't got s**t we better off sticking with the KFX. If we do we can use the techs with our version of the KFX. 🤞

Too soon to tell ... It's all comes to each other's leverage . And most of it is ... How much do we willing to fork for those baguette's appetite .
 

reashot_xigwin

Active member
Messages
89
Reactions
93
Nation of residence
Vanuatu
Nation of origin
Vanuatu
Too soon to tell ... It's all comes to each other's leverage . And most of it is ... How much do we willing to fork for those baguette's appetite .
We have MRO rights so Rafale is already a better deal than KFX but it's the techs I'm more concerned whatever we got it's better be worth it introducing a new platform for the AU.
 

Follow us on social media

Top Bottom