Solusi masalah kesenjangan itu sederhana: Suruh semua orang bercampur dengan satu sama lain, buang label SARA. Jika semua orang akan saling berkerabat satu sama lain, perbedaan kelas sosial akan semakin menurun, dan diskriminasi akan dihapuskan.
Sekarang label itu udah gak ada kan? Legally maksudnya. Kebijakan Singapore itu bagus menurutku untuk nambah interaksi antar background beda (etnis). Di HDB (apartemen buatan pemerintah), ada kayak social engineering nya yang mana pasti dikasih tetangga beda-beda background (to be more specific, ethnic
1) dan bukan satu lantai sama semua gitu, bagus kan baur beda-beda, ngurangin atau bahkan ngilangin prasangka (prejudice) berdasarkan etnis. Tapi disini kita gak bisa tutup mata juga, banyak dari Chindo yang masih kayak jaman Hindia Belanda dulu, dan mungkin gak cuman Chindo tapi yang lain juga. Punya dan pake service yang eksklusif mereka sendiri kayak isinya banyak mereka gitu; sekolah sendiri (de jure gak, de facto bisa dinilai gini), dll. Ini aku gak pukul rata semua dan gak salahin mereka juga, tapi situasi sekarang ini bisa lebih baik.
Terus untuk pengusaha pribumi Program Banteng itu, itu jaman pasca penjajahan yang mana dulu secara legal aja beda etnis ngaruh. Ngeliat mungkin kayak sosial-ekonomi pribumi sama Chindo beda (secara garis besar, bukan individu per individu), terus pemerintah masa itu buat Program Benteng itu untuk nambah jumlah pengusaha dari pribumi untuk usaha nipisin perbedaan sosial-ekonomi. Tapi usaha ini bisa dibilang gagal karena emang secara hukum yang ngambil ijin impor itu dari pribumi, tapi de facto yang make banyak dari Tionghoa lagi wkwk, jadi pribumi tadi cuman disuruh nempel nama buat ijin. Tapi kebijakan ini ada yang pas target juga, contoh Bakrie itu mbah-mbahnya sempet ada yang make kemudahan ini.
Edit: Tambahan di 1