Indonesia Indonesian Air Force, Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU)

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,913
Reactions
4 10,053
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

Pusat Inovasi dan Industri Radar Nasional​

Radar adalah teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Radar dapat diaplikasikan ke banyak bidang, seperti: sistem penerbangan, prediksi cuaca, navigasi pelayaran, kepolisian, penelitian, hingga kemiliteran dalam membangun pertahanan yang kuat untuk menjaga kedaulatan dan keamanan sebuah negara. Sebenarnya, radar biasa digunakan di sekitar kita, hanya saja kita tidak terlalu menyadarinya.



Di bidang militer, radar pertahanan berfungsi mendeteksi musuh dan menuntun pesawat atau senjata untuk melakukan intersep, menangkis serangan, hingga penyerangan.

Pusar Inovasi & Industri Radar Nasional _ PT Len Industri


BUMN PT Len Industri (Persero) sebagai Pusat Industri Radar di Indonesia

Audit teknologi industri radar yang dilakukan BPPT pada tahun 2019 telah merekomendasikan PT Len Industri (Persero) sebagai lead integrator Industri Radar Nasional. Len Industri juga telah memiliki kompetensi, pengalaman, kualitas SDM, fasilitas yang menunjang, serta portofolio dalam berbagai kegiatan litbang, perbaikan serta integrasi sistem radar pertahanan untuk TNI AD, AL dan AU dan juga integrasi radar cuaca milik BMKG.

Pengembangan Radar Nasional merupakan salah satu dari 7 Program Prioritas Nasional. Sesuai visi Presiden RI Joko Widodo, Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, maka menjaga kedaulatan seluruh perairan dan daratan Indonesia setiap waktu adalah sebuah kewajiban.



Pengembangan Pusat Industri Radar Nasional bertujuan untuk menjaga keamanan wilayah NKRI, penguasaan dan kemandirian teknologi, pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan regional, hingga menggerakkan perekonomian di Indonesia.



Jangkauan radar surveillance untuk wilayah laut dan udara RI belum menyeluruh, ditambah pengadaan radar saat ini sebagian besar masih dari import. Secara keseluruhan, jumlah radar yang dimiliki hingga saat ini tidak dapat menjawab potensi ancaman yang dapat mengancam pertahanan NKRI. Penambahan radar pertahanan mutlak dibutuhkan dalam mengantisipasi dinamika dan konflik yang mungkin terjadi seperti di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan antara Korea Utara dan China.



Kebutuhan domestik dan regional terhadap pembelian dan sparepart radar militer maupun sipil dinilai tinggi. Di pasar domestik saja, potensi pasar diperkirakan mencapai Rp 33,3 triliun meliputi Radar Ground Control Intercept (GCI), weather radar, airborne radar, airport surveillance radar, maritime surveillance, hingga naval radar.



Pengembangan Industri Radar Nasional dapat meningkatkan Pertumbuhan Perekonomian (GDP) dengan mengurangi import, menciptakan tenaga kerja, menumbuhkan investasi dan orientasi export. Selain itu juga dapat melakukan penghematan devisa melalui kontribusi industri lokal menciptakan lapangan kerja, kontribusi pajak, serta menjadi supply chain pada skala pasar regional.

Pusar Inovasi & Industri Radar Nasional _ PT Len Industri


Penguasaan teknologi radar sangat mungkin dicapai (achievable) dengan kemampuan Indonesia saat ini. Di dalam negeri, Indonesia telah memiliki Konsorsium Litbangyasa Radar GCI Balitbang Kemhan yang melibatkan PT Len Industri (Persero), PT LAPI ITB, dan Infoglobal.



Pemenuhan kebutuhan sejumlah Radar GCI TNI AU menjadi target pertama pembangunan Pusat Industri Radar Nasional ini. Len Industri diharapkan akan menjadi strategic partnersip bersama mitra vendor radar ternama dunia agar dapat mengakselerasi penguasaan dan alih teknologi radar GCI melalui proyek pengadaan radar GCI.



Peran Radar GCI dalam Pengamanan Wilayah Udara

Dalam dunia kemiliteran, radar pertahanan secara umum berfungsi sebagai mata dan telinga pertahanan. Penghancuran sebuah sasaran di udara dalam menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah NKRI dari segala ancaman, baru dapat dilakukan setelah dipastikan bahwa target yang akan dihancurkan itu merupakan pesawat musuh atau objek lain yang sengaja dikerahkan musuh.

Pusar Inovasi & Industri Radar Nasional _ PT Len Industri


Untuk dapat memastikannya, dibutuhkan antara lain identifikasi visual menggunakan pesawat pencegat atau buru sergap yang membutuhkan peran penuntun radar GCI (Ground Controlled Interception). Radar GCI menjadi salah satu alutsista utama dalam operasi Pertahanan udara.



Pengerahan pesawat pencegat disesuaikan dengan karakteristik sasaran udara yang dicurigai. Jika target berkecepatan terbang tinggi, maka yang dikerahkan pun pesawat berkemampuan terbang supersonik, atau sebaliknya.



Pengerahan pesawat selain untuk melihat sasaran secara visual, juga untuk melakukan penggiringan, pengusiran, atau pemaksaan mendarat, bahkan penghancuran.



Kedaulatan suatu negara tidak hanya sebatas wilayah daratan dan lautan, tetapi wilayah udara termasuk yang harus dipertahankan. (**)

 

NEKO

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
3,183
Reactions
4 2,806
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

Pusat Inovasi dan Industri Radar Nasional​

Radar adalah teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Radar dapat diaplikasikan ke banyak bidang, seperti: sistem penerbangan, prediksi cuaca, navigasi pelayaran, kepolisian, penelitian, hingga kemiliteran dalam membangun pertahanan yang kuat untuk menjaga kedaulatan dan keamanan sebuah negara. Sebenarnya, radar biasa digunakan di sekitar kita, hanya saja kita tidak terlalu menyadarinya.



Di bidang militer, radar pertahanan berfungsi mendeteksi musuh dan menuntun pesawat atau senjata untuk melakukan intersep, menangkis serangan, hingga penyerangan.

Pusar Inovasi & Industri Radar Nasional _ PT Len Industri


BUMN PT Len Industri (Persero) sebagai Pusat Industri Radar di Indonesia

Audit teknologi industri radar yang dilakukan BPPT pada tahun 2019 telah merekomendasikan PT Len Industri (Persero) sebagai lead integrator Industri Radar Nasional. Len Industri juga telah memiliki kompetensi, pengalaman, kualitas SDM, fasilitas yang menunjang, serta portofolio dalam berbagai kegiatan litbang, perbaikan serta integrasi sistem radar pertahanan untuk TNI AD, AL dan AU dan juga integrasi radar cuaca milik BMKG.

Pengembangan Radar Nasional merupakan salah satu dari 7 Program Prioritas Nasional. Sesuai visi Presiden RI Joko Widodo, Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, maka menjaga kedaulatan seluruh perairan dan daratan Indonesia setiap waktu adalah sebuah kewajiban.



Pengembangan Pusat Industri Radar Nasional bertujuan untuk menjaga keamanan wilayah NKRI, penguasaan dan kemandirian teknologi, pemenuhan kebutuhan pasar domestik dan regional, hingga menggerakkan perekonomian di Indonesia.



Jangkauan radar surveillance untuk wilayah laut dan udara RI belum menyeluruh, ditambah pengadaan radar saat ini sebagian besar masih dari import. Secara keseluruhan, jumlah radar yang dimiliki hingga saat ini tidak dapat menjawab potensi ancaman yang dapat mengancam pertahanan NKRI. Penambahan radar pertahanan mutlak dibutuhkan dalam mengantisipasi dinamika dan konflik yang mungkin terjadi seperti di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan antara Korea Utara dan China.



Kebutuhan domestik dan regional terhadap pembelian dan sparepart radar militer maupun sipil dinilai tinggi. Di pasar domestik saja, potensi pasar diperkirakan mencapai Rp 33,3 triliun meliputi Radar Ground Control Intercept (GCI), weather radar, airborne radar, airport surveillance radar, maritime surveillance, hingga naval radar.



Pengembangan Industri Radar Nasional dapat meningkatkan Pertumbuhan Perekonomian (GDP) dengan mengurangi import, menciptakan tenaga kerja, menumbuhkan investasi dan orientasi export. Selain itu juga dapat melakukan penghematan devisa melalui kontribusi industri lokal menciptakan lapangan kerja, kontribusi pajak, serta menjadi supply chain pada skala pasar regional.

Pusar Inovasi & Industri Radar Nasional _ PT Len Industri


Penguasaan teknologi radar sangat mungkin dicapai (achievable) dengan kemampuan Indonesia saat ini. Di dalam negeri, Indonesia telah memiliki Konsorsium Litbangyasa Radar GCI Balitbang Kemhan yang melibatkan PT Len Industri (Persero), PT LAPI ITB, dan Infoglobal.



Pemenuhan kebutuhan sejumlah Radar GCI TNI AU menjadi target pertama pembangunan Pusat Industri Radar Nasional ini. Len Industri diharapkan akan menjadi strategic partnersip bersama mitra vendor radar ternama dunia agar dapat mengakselerasi penguasaan dan alih teknologi radar GCI melalui proyek pengadaan radar GCI.



Peran Radar GCI dalam Pengamanan Wilayah Udara

Dalam dunia kemiliteran, radar pertahanan secara umum berfungsi sebagai mata dan telinga pertahanan. Penghancuran sebuah sasaran di udara dalam menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah NKRI dari segala ancaman, baru dapat dilakukan setelah dipastikan bahwa target yang akan dihancurkan itu merupakan pesawat musuh atau objek lain yang sengaja dikerahkan musuh.

Pusar Inovasi & Industri Radar Nasional _ PT Len Industri


Untuk dapat memastikannya, dibutuhkan antara lain identifikasi visual menggunakan pesawat pencegat atau buru sergap yang membutuhkan peran penuntun radar GCI (Ground Controlled Interception). Radar GCI menjadi salah satu alutsista utama dalam operasi Pertahanan udara.



Pengerahan pesawat pencegat disesuaikan dengan karakteristik sasaran udara yang dicurigai. Jika target berkecepatan terbang tinggi, maka yang dikerahkan pun pesawat berkemampuan terbang supersonik, atau sebaliknya.



Pengerahan pesawat selain untuk melihat sasaran secara visual, juga untuk melakukan penggiringan, pengusiran, atau pemaksaan mendarat, bahkan penghancuran.



Kedaulatan suatu negara tidak hanya sebatas wilayah daratan dan lautan, tetapi wilayah udara termasuk yang harus dipertahankan. (**)

Their current radar can't be compared with the one that we bought from the overseas but everything always have a starting point, if they have partnership with foreign company and getting ToT that would speed things up, its oneof the priority program so I hope the govt won't reluctant to pour money in it.
 
Last edited:

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,913
Reactions
4 10,053
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Their current radar can't be compared with the one that we buy from the overseas but everything always have a starting point, if they have partnership with foreign company and getting ToT that would speed things up, its one priority program so I hope they govt won't reluctant to pour money in it.

The MoD prepared to bought at least 750 million US Dollar worth GCI radar, and the OEM must let the Indonesian companies (led by PT LEN) to assembly them in Indonesia and have several item to be manufactured in Indonesia.
 

NEKO

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
3,183
Reactions
4 2,806
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
The MoD prepared to bought at least 750 million US Dollar worth GCI radar, and the OEM must let the Indonesian companies (led by PT LEN) to assembly them in Indonesia and have several item to be manufactured in Indonesia.
Now that is good, now only need to find foreign company who are willing to do that.
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,913
Reactions
4 10,053
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

TNI Bantu Perbaikan Mesin Pesawat Angkut Milik Papua New Guinea Defence Force​


05 Agustus 2021


Serah terima engine CT7-9C pesawat CN-235 kepada PNG DF (photo : TNI)

(Puspen TNI) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., yang diwakili oleh Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Letjen TNI Joni Supriyanto menyerahkan bantuan perbaikan mesin pesawat CASA milik PNG DF jenis CT 7-9C yang dilaksanakan di Bandara Internasional Jacksons - Port Moresby, Papua Nugini, Rabu (4/08/2021).

Pengiriman mesin tersebut menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI AU, A-1335 dari Skadron 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang yang pada misi kali ini diterbangkan oleh Captain Pilot Mayor Pnb Fandi Abdillah Pulungan dan crew. Bantuan berupa mesin yang sudah diperbaiki tersebut langsung diterima oleh Perdana Menteri PNG Mr. James Marape didampingi Panglima PNGDF Major General Gilbert Toropo, DMS, CBE, beserta pejabat utama PNG DF dalam suatu rangkaian upacara penerimaan resmi.


Engine General Electric CT7-9C adalah engine yang digunakan pada pesawat CN-235, Pada engine tipe ini terdapat propeller gearbox yang berada di belakang propeller (photo : Wiki)

Letjen TNI Joni Supriyanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa Papua Nugini (PNG) merupakan salah satu negara berpengaruh di Kawasan Pasifik dan berbatasan darat langsung dengan negara kita. PNG merupakan anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) yang merupakan perkumpulan negara-negara ras Melanesia dan Pacific Island Forum (PIF) yang beranggotakan semua negara-negara Pasifik. Selama ini TNI aktif mengidentifikasi peluang kerja sama dan bantuan kepada PNG DF untuk mendukung upaya memperkuat diplomasi RI di PNG dalam rangka meningkatkan hubungan diplomatik dan kerjasama antar kedua negara khususnya di bidang pertahanan dan perbatasan selama ini yang sudah berjalan sangat baik.

Panglima TNI melalui Kabais TNI juga berharap moment ini selain untuk meningkatkan hubungan diplomatik antar kedua negara terutama di bidang pertahanan dan perbatasan juga dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara TNI dan PNG DF dalam kontribusi perdamaian dan stabilitas keamanan.


Pada tahun 2018 dilaporkan pesawat CN235-100M PNG DF dengan nomor P2-502 digrounded karena permasalahan pada propeller gearbox-nya. PNG membeli CN235 dari CASA Spanyol dan di PNG pesawat ini dipanggil CASA (photo : Sir Steve)

Sementara itu, Perdana Menteri PNG Mr. James Marape menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada TNI atas bantuan perbaikan mesin pesawat CASA ini kepada PNG DF. Beliau juga bahwa hubungan baik antara kedua negara telah berlangsung selama bertahun-tahun, sampai saat ini berjalan sangat baik dengan saling menghormati dan menghargai sebagai negara yang berdaulat. Mengulangi pernyataan Beliau pada saat rapat Parlemen PNG tanggal 24 September 2019, Perdana Menteri kembali menyampaikan sikap Pemerintah PNG terkait permasalahan/isu Papua yaitu Pemerintah PNG secara tegas akan tetap menghormati kedaulatan negara Indonesia atas Papua dan isu Papua merupakan pemasalahan internal dari negara Indonesia.

Turut hadir dalam acara penyerahan bantuan tersebut Duta Besar RI untuk PNG dan Solomon Islands Bapak Andriana Supandy beserta Atase Pertahanan Kol Inf Edward Tambunan. Perwira tinggi dan menengah TNI sebagai delegasi Indonesia Brigjen TNI Rio Firdianto, Laksma TNI Didik Kurniawan S.T, M.Si, Kol Pnb Ridha Hermawan, Kol Laut (E) Hidayaturrahman. S.T, Kol Inf Piter Dwi Ardianto

(Puspen TNI)
 

NEKO

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
3,183
Reactions
4 2,806
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Leonardo, Lockheed, Thales, is willing
Only need to negotiate about $ then.

The MoD prepared to bought at least 750 million US Dollar worth GCI radar, and the OEM must let the Indonesian companies (led by PT LEN) to assembly them in Indonesia and have several item to be manufactured in Indonesia.
I hope its not the steel frame, hydraulics etc.
 

trishna_amrta

Experienced member
Messages
1,606
Reactions
1,925
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
I hope its not the steel frame, hydraulics etc.
What else would you expect❓It's not like we have the supporting industry to manufacture anything more advance than that. We don't even have industrial capability to manufacture low end Android phone chipset. I even have a doubt with the body work (karoseri) workmanship quality which most likely would also be locally made.
 

trishna_amrta

Experienced member
Messages
1,606
Reactions
1,925
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Ada yang lagi bahas pendanaan jangka panjang juga life cycle cost
As much I applaud the long term planning and hopefully their proper execution of it, we still approach the whole "Kemandirian" from the wrong angle. Developing industrial capability & capacity require more than just ToT and empty jargon, it also requires ;
  • Manpower. Where can we get the necessary skilled & experienced engineers & technician❓The only viable way to get this is actually by "poaching" foreign talents.
  • Technology. This involves all the design, tooling, precision machinery, and know-how (institutional experience). So far, local industry doesn't even have the capability to manufacture low-end Android phone chipset, let alone designing any.
  • Corporate Culture.
  • Privatization.
Companies that supplies advance high-end weapon component doesn't start as "Defence industry" either. They all start as supplying consumer or industrial goods / services. After they had mature enough, they began expanding to defence sector

The meeting is long, there is schedule for tomorrow
What on the menu for the isoma?
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,913
Reactions
4 10,053
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

Kasau Tinjau Rantis Korpaskhas Produksi Dalam Negeri​


05 Agustus 2021


Kendaraan Taktis (Rantis) P6 ATAV V3 (all photos : TNI AU)

TNI AU - Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., meninjau Kendaraan Taktis (Rantis) P6 ATAV (All Terrain Assault Vehicle) V3 yang dimiliki Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI AU di Gedung Pimpinan Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (5/8/2021).

Dalam kegiatan ini, Kasau berkesempatan memeriksa perlengkapan Rantis P6 ATAV V3 yang akan digunakan oleh satuan Korpaskhas mulai dari persenjataan sampai sarana pendukung lainya.



Rantis P6 ATAV V3 yang dapat diawaki empat orang ini dibangun menggunakan struktur rangka pipa tubular baja ringan dan dibekali baju zirah (armour) level 1 STANAG dan dilengkapi dengan stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) bersenjatakan senapan mesin.

Dengan bobot 2,6 ton ditambah tenaga yang besar dari mesin diesel 2400 CC membuat rantis ini dapat digunakan di segala jenis permukaan medan.



Rantis ini dibuat oleh PT. Sentra Surya Ekajaya (SSE Defense) yang bergerak dalam bidang produksi kendaraan untuk misi khusus yang perakitannya ada di Kota Tangerang.

Turut hadir mendampingi Kasau, Asrena Kasau, Aslog Kasau, Dankorpaskas, dan Kadisadaau serta Kepala Business Development PT. Sentra Surya Ekajaya.

(TNI AU)
 

trishna_amrta

Experienced member
Messages
1,606
Reactions
1,925
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

Kasau Tinjau Rantis Korpaskhas Produksi Dalam Negeri​


05 Agustus 2021


Kendaraan Taktis (Rantis) P6 ATAV V3 (all photos : TNI AU)

TNI AU - Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., meninjau Kendaraan Taktis (Rantis) P6 ATAV (All Terrain Assault Vehicle) V3 yang dimiliki Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI AU di Gedung Pimpinan Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (5/8/2021).

Dalam kegiatan ini, Kasau berkesempatan memeriksa perlengkapan Rantis P6 ATAV V3 yang akan digunakan oleh satuan Korpaskhas mulai dari persenjataan sampai sarana pendukung lainya.



Rantis P6 ATAV V3 yang dapat diawaki empat orang ini dibangun menggunakan struktur rangka pipa tubular baja ringan dan dibekali baju zirah (armour) level 1 STANAG dan dilengkapi dengan stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) bersenjatakan senapan mesin.

Dengan bobot 2,6 ton ditambah tenaga yang besar dari mesin diesel 2400 CC membuat rantis ini dapat digunakan di segala jenis permukaan medan.



Rantis ini dibuat oleh PT. Sentra Surya Ekajaya (SSE Defense) yang bergerak dalam bidang produksi kendaraan untuk misi khusus yang perakitannya ada di Kota Tangerang.

Turut hadir mendampingi Kasau, Asrena Kasau, Aslog Kasau, Dankorpaskas, dan Kadisadaau serta Kepala Business Development PT. Sentra Surya Ekajaya.

(TNI AU)
Any idea of the full spec, particularly where they took the engine & transmission from?
 
Top Bottom