Indonesia Casual Discussion Warkop Indonesia

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,505
Reactions
3 1,565
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Selama ini petinggi partai politik adalah pemilik perusahaan (pengusaha). Lalu pemilik perusahaan yg tidak ikut main politik secara langsung memberikan donasi ke partai politik dgn imbalan proyek dan peraturan tertentu yg menguntungkan perusahaan (melalui mekanisme DPR membuat UU, DPR kan isinya orang partai sekaligus pengusaha lol).

Lalu negara secara legislatif & eksekutif kurang lebih dikendalikan partai, sedangkan partai dikendalikan pengusaha secara langsung maupun tidak langsung.

Overlord Luhut contoh petinggi partai, politikus, pejabat pemerintah + pengusaha jadi satu.

Sebutkan nama partai di dalam dan luar koalisi pemerintah yang petingginya diisi non-pengusaha. Ada? Ga ada satupun lmao

Akui saja, pengusaha selama ini sudah mengendalikan negara. Hanya sesama pengusaha yg mampu mengendalikan pengusaha lain (melalui instrumen negara tentunya).

Pastinya pengusaha lulusan sekolah bisnis Akademi Militer adalah yg paling tinggi tingkat suksesnya dibandingkan pengusaha lulusan sekolah bisnis lain seperti SBM ITB.
Kalo mau perubahan tajem, pake perjuangan kelas sekalian untuk ngilangin kelas sosial. Buat gak ada kelas, semua sama, gak ada bourgeoise, gak ada proletar. Jadi pemilik modal atau yang megang alat produksi itu masyarakat, teknisnya negara, semua sama akhirnya, familiar sama ide ini. Centralized economy parah atau statist parah atau apa terserah istilahnya apa.

Republik Rakyat Indonesia when?

Tapi pake cara ini akhirnya tetep authoritarian juga. Atas nama rakyat, semua harus tunduk sama penguasa yang ngontrol alat produksi, siapa penguasanya? Partai Rakyat, salah satu contoh sejarah CPSU. Gak ada kebebasan apa-apa, semua harus tunduk sama negara dan gak ada kesempatan untuk buat perubahan karena gak ada mekanisme pergantian kekuasaan yang demokratis, lebih parah lagi.

Yang penting itu kontrol, semua orang partisipasi dalam pengontrolan itu, saling ngawasi, gak ada yang bisa kabur dari kejahatan. Ini bisa didapetin kalo ada kebebasan berbicara yang semua harus jaga kebebasan ini, kalo gak, ya gak ada kontrol lagi, bebas yang lagi berkuasa siapapun. Jadi demokrasi itu bukan, "ok, kita udah punya demokrasi", gitu aja, ini never ending selalu mantau sama lain yang itu bagus.

Jadi bukan masalah dia yang diatas orang baik apa jahat sebenernya, pengawasan itu non-negotiable, diawasi itu harus tetep ada, gak boleh stop.

Aku gak ngambil langsung kesimpulan pengusaha gede itu jelek, gak. Yang penting itu kekontrol, ke cek, gitu aja. Kalo baik ya udah, kalo jelek ok, pasti bakalan gak bisa apa-apa yang mana dia bakal gak dapet popularitas dan bahkan lebih dari itu. Kalo ngelanggar hukum, hukum harus tegak.

Sejelek-jeleknya demokrasi, ini masih lebih baik dari yang lain karena orang punya kebebasan berbicara, Ananta Toer kira-kira ngomong gini. Ini banyak yang ngomong gini atau hampir sama kayak gini, termasuk Churchill. Ananta Toer yang sebelumnya aktif di Lekra, tapi pas udah keluar P. Buru dia sadar kalo komunisme itu manusia untuk sistem, bukan sistem untuk manusia, paling gak demokrasi itu ada kebebasan berbicara, itu aja alasan dia. Ditambah lagi kalo punya kebebasan berkumpul yang nanti bisa buat partai tandingan, entah berdasarkan apa aja, mungkin kesamaan ideologi, mungkin cuma karena pingin nyelesaiin satu isu aja dll terserah.

Jadi bakal selalu ada dan harus ada yang jadi penguasa sama oposisi di demokrasi, harus. Check and Balances itulah yang jadi salah satu nilai plus demokrasi.

Edit: tambah dikit
 
Last edited:

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,505
Reactions
3 1,565
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Respect aku sama Ananta Toer ini. Dulunya gimana dia terserah, akhir hidup, dia salah satu yang ngasih pandangan untuk demokratisasi Indonesia.
 
Last edited:

chibiyabi

Contributor
Messages
539
Reactions
3 472
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Togo
indonesia itu udah bener milih negara kesatuan NKRI bedasarkan demokrasi pancasila, problem terbesar, demokrasi itu sangat tergantung dari system penegakkan hukumnya, sudah saatnya reformasi besar besaran dibidang hukum trisula maut hukum, polisi, jaksa, hakim itu harus benar benar bersih. tidak perduli lobi lobi pengusaha k penguasa, selama trio itu berjalan dikoridornya tidak akan melenceng arah negara ini, sayangnya butuh pemimpin yang punya biji besar dan badass, berani babat kanan kiri depan belakang untuk mereformasi trio itu
 

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,505
Reactions
3 1,565
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Maybe not actually happened like this
Pelosi: "About Azerbaijan-Armenia situation day ago"
Bill Burns: "Yes, ma'am. We see the chatters and we still have hope to Armenia"
Pelosi: "OK then. We gonna go to Yerevan instead of Baku"
Meanwhile, Azeris recently

Israel arming the Azeris can't be more confusing. Both the Azerbaijan and Iran are Shia majority, but looks like Israel needs 'more secular' Azeris and maybe more approachable Azeris to contain Iran.
 
Last edited:

RadenSudirman

Well-known member
Messages
341
Reactions
288
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
1663904203645.png


The infamous Russian human wave offensive incoming
 

Madokafc

Experienced member
Think Tank Analyst
DefenceHub Diplomat
Messages
5,913
Reactions
4 10,053
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
indonesia itu udah bener milih negara kesatuan NKRI bedasarkan demokrasi pancasila, problem terbesar, demokrasi itu sangat tergantung dari system penegakkan hukumnya, sudah saatnya reformasi besar besaran dibidang hukum trisula maut hukum, polisi, jaksa, hakim itu harus benar benar bersih. tidak perduli lobi lobi pengusaha k penguasa, selama trio itu berjalan dikoridornya tidak akan melenceng arah negara ini, sayangnya butuh pemimpin yang punya biji besar dan badass, berani babat kanan kiri depan belakang untuk mereformasi trio itu

Me prefer gradual reform just like boiling a frog slowly inside a lid compared to sudden hellbent revolution, stability is a must to able to gather enough momentum for economy development and attracting Investment.

Idealism in real politics is a foolish move.
 

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,505
Reactions
3 1,565
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
stability is a must to able to gather enough momentum for economy development and attracting Investment.
This was happened in Indonesia during Soeharto’s era. Authoritarianism that this country revolved only around single man without any meaningful or even not at all checks and balances, was a free estate for him (and others, from top tier to bottom tier). Ya, at least the economy was getting better compared to Soekarno, for sure, thanks to free market economy and the Berkeley Mafia behind it, they were worked at Bappenas (Widjojo Nitisastro), Departments (now called ministries) related to economy and nyari modal pembangunan bunga rendah pake IGGI, too bad, modal ngutang, dikorupsi lagi wkwk

If we do it step by step, then there must be kind of like long planning for it, maybe through GBHN or alike, which means have to be done since long time ago during the New Order. This ‘reformation’ is still young, many still don’t understand why democracy matters. I think education about democracy and politics is important, maybe the PKN must also need to include this, not just talking about the ideas to ‘catch all and unite anti-colonialist from all political spectrum and background’ called Pancasila. Democracy is in UUD now, thanks to Reformasi and democratization after that.
 

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,505
Reactions
3 1,565
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

chibiyabi

Contributor
Messages
539
Reactions
3 472
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Togo
Me prefer gradual reform just like boiling a frog slowly inside a lid compared to sudden hellbent revolution, stability is a must to able to gather enough momentum for economy development and attracting Investment.

Idealism in real politics is a foolish move.

pertanyaannya sampai kapan Mado, reformasi sudah berjalan hampir 25 tahun, ini sudah satu generasi. semestinya prinsip tata kelola yg benar benar bersih itu sudah jalan, sayang Gus Dur itu terlalu cepat masuk jaman.

kadang kadang salah dimengerti, justru PLN itu harus berlebih, klo tidak siap siap tingkat pemadaman listrik meningkat pesat. PLN itu kyk alutsista pembangkit listriknya, 30 % Operasional, 30 % stand by, 30 % maintenance, 10 % rapid deployment.
 

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,505
Reactions
3 1,565
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
justru PLN itu harus berlebih
PLN itu kyk alutsista pembangkit listriknya, 30 % Operasional, 30 % stand by, 30 % maintenance, 10 % rapid deployment
Kalo si RU, misal ada fluida yang mau dipindahin, contoh fluida cair, berarti pake pompa. Biar kilang itu jalan terus, emang ada beberapa bagian di pipeline yang dibuat paralel atau cabang. Jadi nanti 1 dipake, 1 lagi stand by, 1 lagi periodic/preventive maintenance, emang gitu.

Cuman ini kalo sampe dibahas di DPR ada oversupply, berarti bukan bagian yang emang disengaja, ini beneran oversupply yang gak masuk peritungan operational tadi.

Edit: si ganti di
 
Last edited:

chibiyabi

Contributor
Messages
539
Reactions
3 472
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Togo
Kalo si RU, misal ada fluida yang mau dipindahin, contoh fluida cair, berarti pake pompa. Biar kilang itu jalan terus, emang ada beberapa bagian di pipeline yang dibuat paralel atau cabang. Jadi nanti 1 dipake, 1 lagi stand by, 1 lagi periodic/preventive maintenance, emang gitu.

Cuman ini kalo sampe dibahas di DPR ada oversupply, berarti bukan bagian yang emang disengaja, ini beneran oversupply yang gak masuk peritungan operational tadi.

Edit: si ganti di
ngerti sih. covid emg merusak semua proyeksi. mestinya DPR itu nanya, komposisi pembangkit PLN yg diposisikan "Hibernate". costnya gimana, diposisikan idle atau ditutup permanen sekalian.
 

schuimpjes

Experienced member
Messages
2,505
Reactions
3 1,565
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
ngerti sih. covid emg merusak semua proyeksi. mestinya DPR itu nanya, komposisi pembangkit PLN yg diposisikan "Hibernate". costnya gimana, diposisikan idle atau ditutup permanen sekalian.
Pasti listrik yang disupply sesuai demand yang ada, yang jadi masalah pembangkit-pembangkit nya itu bisa nyuplai lebih sebenernya. PLN tetep harus bayar sesuai sama kapabilitas yang bisa disupply sama pembangkit2 tadi, jadi ruginya di pihak PLN sebenernya.

Gatau juga kok bisa buat pembangkit bisa nyuplai sampe ngelebihin demand, entah forecast nya optimis banget kalo demand ke depan bakal setinggi itu karena investment gede-gede masuk, apa entahlah, tau sendiri, kadang disini hal yang gak dibutuhin aja dimasukin ke pengadaan. Perusahaan pembangkit punya kontraktor yang bikin itu pembangkit yang mereka itu pasti pingin dapet proyek mahal, Ok lah dibuat PLTU mahal, yang kurang ajar PLN nge iyain aja mereka bakal beli itu supply listrik “banyak” itu untuk didistribusi.

Itu cuman perkiraan terburukku aja yang terjadi kayak gitu, aku gak bawa bukti itu terjadi atau apa, atau bahkan buat investigasi sendiri, gak, pure cuman mikir kemungkinan yang terburuk tentang yang sebenernya terjadi aja.

Parahnya lagi, itu PLTU. Sumber energinya ngerebus air pake batu bara yang kotor. Kemungkinan gak akan kepake itu kemampuan maksimalnya pembangkit-pembangkit itu, karena ke depan pertimbangan investasi bakal masukin tentang ramah lingkungan ke pergitungan, kalo kotor, gak masuk itu investment perusahaan international yang berusaha untuk green.
 

Follow us on social media

Top Bottom