hais, mana ada namanya gratis. kalau gratis mah biaya operasional bakal berkurang 30% mah itu. yg ada malah nunggak kok BBM TNI ke Pertamini, hue hue
yang ada kunjungan ke kawan / sekutu
ya bener sih, kalau Aussie lebih condong ngerangkul dimari, cuman perlu diperhatikan pula kepentingan mereka apa. bagi saya akan lebih baik bagi Indonesia jika memiliki postur dan tingkat kemampuan sejajar dengan australia, sehingga lebih memiliki bargaining power ketika ada suatu perjanjian, lagian Autralia juga bagus pasar komoditasnya.
Yang ada cuma kepentingan.
ya, mau gimana lagi, namanya politik itu gada lawan maupun kawan yang abadi, sama keg kasus ukraina rusia, sebelum pencaplikan krimea kan mereka ayem ayem aja tuh. cuma yg parah disini adalah gimana masyarakat yang polos, ga mau belajar, dan asal nyerocos di media sosial, ketika dikasih tau malah galak. kadnag sedikit khawatir saya, soalnya yang sering nyeplos seperti iitu lebih ke individu dengan tingkat pendidikan rendah.
termasuk Harimau, ZAHA, dst
sebenernya sih kalau prospek pengerjaannya seperti Harimau, dengan roadmap yang jelas, atau seperti LPD Semarang, dan atau CN253 itu bboleh lah sedikit tenang, masalahnya kita belum punya kapabilitas untuk membangun perangkat yg akan dipasang pada pespur tersebut.
utamanya adalam bagian yang sering aus, dan punya masa pakai singkat, kalau dikomparasikan memang metode kerja sama perpur KFX ini belum pernah ada sebelumnya. dan kalaupun mau mengembangkan varian lain seperti nasib CN235 bakalan makan waktu lebih lama sejak serial produksi dimulai.
Yang bener bener buatan Indonesia
Ralat, yang bener bener berhasil di serap ilmunya.
ya meskipada akhirnya jadinya itu itu tok, anoa 6x6 ya gitu aja, gada perkembangan jadi 8x8, cn 235 juga gitu gitu aja gada inovasi tambah panjang atau gimana, LPD ya gitu gitu aja tambah panjang 2 meter palingan , wkwk
ga bermaksud meremehkan, cuman Indonesia sendiri birokrasinya belum siap dengan Inovasi saja,