RadenSudirman
Well-known member
Negara kepulauan maupun tidak itu sama saja jika yang didiskusikan adalah penggunaan airpower untuk menyerang infrastruktur. Kan yang menyerang dari udara, hanya jarak dan efektivitas operasi udara yang menentukan sukses tidaknya kampanye udara itu. Air bombing campaign bisa digunakan untuk "melukai" musuh, tapi kampanye udara, tidak bisa semata-mata diasumsikan mampu untuk menetralisir musuh sendirian, tidak mungkin itu.Dari dulu sih saya dah bilang, SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN Indonesia ga perlu diserang dengan serbuan amfibi lompat kodok ala Douglas Mc Arthur, lalu ngelakuin hell battle di Mega city kek Jakarta, hell, gak perlu itu. Sebagai negara kepulauan, Indonesia jelas punya kelemahan fatal di bidang logistik yang bertumpu pada perdagangan dan transportasi antar pulau, musuh cukup hancurkan Angkatan laut dan udara lalu embargo total pulau pulau utama seperti Jawa, Kalimantan dan Sumatera, serang instalasi listrik, energi dan putus jaringan transportasi utama
Contoh: Serangan udara Sekutu ke Jerman, walaupun volumenya sangat besar, toh masih diperlukan D-Day dan Kampanye militer di front barat 1944-1945. Serangan ke Jepang malah butuh kombinasi Island Hopping McArthur + Fire bombing + Atomic Bomb.
Rusia? opening invasi meluncurkan serangan udara dan artileri jarak jauh tapi gagal untuk mencapai target strategis. Jika kampanye seperti yang kamu deskripsikan itu akan sukses, kenapa Rusia bisa gagal? Sama saja kan mereka punya pesawat mereka punya roket yang bisa melakukan hal yang sama? Ini karena perencanaan dan strategi mereka meleset, gagal melumpuhkan infrastruktur negara lawan, bukan karena pulau ataupun tidak, kan semua negara sama saja punya infrastruktur yang menopang sistemnya.
Kampanye konvensional yang sukses itu memerlukan komitmen bertahun-tahun dan totalitas (Sekutu). Sedangkan yang tidak commit dan expect hasil instan/ dalam waktu singkat pada akhirnya gagal (Rusia). Itupun konteksnya adalah untuk mendukung / melumpuhkan center of gravity negara sendiri/ negara musuh, bukan bertindak sendiri. Misalnya Israel, mereka gak pakai AU nya sendirian, tapi untuk mendukung AD. ADnya pun gak bisa sukses tanpa AUnya. Begitu, saling melengkapi, setiap komponen ada kadarnya sendiri".
Airpower, is useful to support the war but cannot win the war on itself. Karena tidak bisa kita salah melihat komponen pendukung sebagai komponen utama.
Ya kan tergantung siapa yang blokade dan reaksi yang diblokade. Saya rasa semua negara Asia Tenggara tidak ada yang mampu sepenuhnya memblokade Indonesia. Itupun jika personilnya mabok, tidak sadar. Kalau personil pertahannya sadar ya dilawan, siapapun pasti akan ekstra hati", tidak semudah itu memblokade. Beberapa dari kita terlalu melebih"kan, melakukan operasi militer itu tidak semudah itu.Itu makanya Hindia Belanda bisa cepat takluk kepada Jepang pada saat perang dunia ke dua setelah battle of Java sea, dan kenapa Indonesia susah meraih kemenangan konvensional dalam perang kemerdekaan melawan Belanda karena efek blokade laut dan udara itu benar benar nyata dan gak bisa dipungkiri itu memutus logistik persenjataan, obat dan lainnya. Dan itu juga sebabnya Indonesia pada era Soekarno sanggup memberantas pemberontakan besar di beberapa provinsi, karena militer Indonesia di era itu paham, bagaimana vitalnya konsep blokade laut dan udara di wilayah kepulauan untuk memotong logistik dan komunikasi pemberontak, bahkan yang sekelas PRRI/PERMESTA sekalipun.
Jepang jelas paham konsep pertahanan negara kepulauan, Inggris jelas sudah khatam, Indonesia??? Dari komentar yang ada, masih banyak yang belum paham.
Kalau membahas blokade dan kembali ke zaman WW2, apakah Indonesia dulu punya Angkatan Laut yang memadai? apakah sudah benar"berdiri sebagai negara? KNIL saja personilnya sangat terbatas kok, dan jelas gak pegang komando tinggi. Ya bukan "diblokade", memang itu belum wilayah Indonesia bedaulat, dan itu belum TNI sebagai tentara profesional. Justru kamu mengambil contoh" yang membuktikan bahwa ini bukan masalah blokade atau tidak, tapi antara insurgent vs government.
Ya makanya ilmu itu dipelajari, kenapa pejabat dan perwira kita disekolahin mahal" ya untuk itu. Dulu ada masanya AL Inggris juga gak sekuat Spanyol, ada masanya Jepang terbelakang cuma bisa plonga plongo lihat kapalnya Matthew Perry. Tapi mereka mulai belajar dan membangun kekuatan, itu gak instan, butuh puluhan bahkan ratusan tahun.Jepang jelas paham konsep pertahanan negara kepulauan, Inggris jelas sudah khatam, Indonesia??? Dari komentar yang ada, masih banyak yang belum paham.