RadenSudirman
Well-known member
Then they're just overdosing on copium there and denying reality.Every single procurement, especially that closed enough to be bought i.e. ZAHA & F-15ID but yet sign in INDODEFENCE22
Then they're just overdosing on copium there and denying reality.Every single procurement, especially that closed enough to be bought i.e. ZAHA & F-15ID but yet sign in INDODEFENCE22
Itu bikin networking systemnya pegimana ya??
Harus bikin unit baru secara khusus di Natuna kalau begitu, satuan komando khusus mungkin? PPRC cabang Natuna? Supaya unit AD, AL, AU yang berpangkalan di Natuna komandonya terintegrasi.Land based Brahmos kalo jadi dibeli paling langsung ditaruh di Natuna, soalnya disana garasi Marinir dan Angkatan Laut masih ada yang dibangun sekalian sama gudang amunisi (bunker khusus)
Then they're just overdosing on copium there and denying reality.
Nah, heran juga kalau pertanyaan ini baru muncul. Soalnya case di KRI OWA mirip mirip seperti ini.
Cemane SEWACO standar NATO bisa ngontrol AShM buatan lawannya. Toh Beras Ramos juga 11 12 jeroannya dengan Yakhnot
Harus bikin unit baru secara khusus di Natuna kalau begitu, satuan komando khusus mungkin? PPRC cabang Natuna? Supaya unit AD, AL, AU yang berpangkalan di Natuna komandonya terintegrasi.
Then they're just overdosing on copium there and denying reality.
Positif Brahmos? Ga jadi Atmaca or NSM land based?Land based Brahmos kalo jadi dibeli paling langsung ditaruh di Natuna, soalnya disana garasi Marinir dan Angkatan Laut masih ada yang dibangun sekalian sama gudang amunisi (bunker khusus)
Bakalan kocak juga sih, asset ISR nya CH4 winglong buatan China plus satuan rotasi CN235 Patmar yang kebanyakan make sistem CMS dari Thales, kalo asset penindakan nanti pake Brahmos. Itu bikin networking systemnya pegimana ya??
Positif Brahmos? Ga jadi Atmaca or NSM land based?
Serahkan pada Israel?
Even the first sentence is already brain dead LMAONih contoh copium akut, goblok dipiara
View attachment 50100
Confirmed or just a recap of the news in the past year?
Formilers lagi pada kenapa ya? Saling nge banting dan ngerasa paling bener, yang belum kontrak dibilang udah kontrak, kuat-kuatan info, ribut sendiri gara-gara info/artikel gak jelas yg nggak di cek validasinya, dsb?
Context?
No no no bukan itu masalahnya, masalahnya dimulai 3 hari lalu waktu akun Mightywar di IG bikin postingan kalo misal Khan SRBM ditaruh di Batam.Every single procurement, especially that closed enough to be bought i.e. ZAHA & F-15ID but yet sign in INDODEFENCE22
They will consume any information that supports their fantasy, their cope logic doesn't care about facts or validity.No no no bukan itu masalahnya, masalahnya dimulai 3 hari lalu waktu akun Mightywar di IG bikin postingan kalo misal Khan SRBM ditaruh di Batam.
View attachment 50102
View attachment 50104
Nah masalahnya nih yang tak tandain kuning diatas, ya masalah CEP Khan yang disamain sama induknya ni rudal M20 yang dianggap cukup buruk dan akun MW ngambil data dari Military-today secara mentah" yang juga nggak official padahal di situs resmi Roketsan udah tertulis kalo CEP nya <10 m kalo dibantu GPS+GLONASS aided INS (makanya kalo kalian liat komennya di meme pict 1 ada nyindir akun MW masalah CEP) dan adminnya ngeyel pake data itu, dia bandingin CEP Khan tanpa bantuan GPS+GLONASS sama ATACMS/LORA yang pake bantuan GPS. Kemarin akun ni makin dibully orang formil Twitter karena malah ngutip headline media SG yang masalahin F-15 yang kita semua tahu agak misleading karena kita pake FMS.
Sebenernya akun MW tuh informatif tapi 3 hari ini lagi blunder postingan sama komennya.
Positif Brahmos? Ga jadi Atmaca or NSM land based?
Serahkan pada Israel?
Gak dikontrol itu, operator cuman masukin data waypoint ke target kalo udah terminal phase nanti missilenya pakai radarnya sendiri.Nah, heran juga kalau pertanyaan ini baru muncul. Soalnya case di KRI OWA mirip mirip seperti ini.
Cemane SEWACO standar NATO bisa ngontrol AShM buatan lawannya. Toh Beras Ramos juga 11 12 jeroannya dengan Yakhnot
Possibly because;
Gunfire officer hasn't supplied proper waypoints to allow missile a proper angle to lock-on,
Missile does not support mission profiling beyond a waypoint (let's say 2 at most in export version) and as the range increases the waypoints and GPS / INS accuracy decreases,
MPA has supplied coordinates with a shift, but again it is duty of the gunfire officer on the ship to correct those shifts. Reverts back to 1, i guess.
Gak dikontrol itu, operator cuman masukin data waypoint ke target kalo udah terminal phase nanti missilenya pakai radarnya sendiri.
Dulu udah ada yang ngomongin