Indonesia Casual Discussion Warkop Indonesia

satria

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
1,513
Reactions
17 2,092
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

Unhan RI Sukses Luncurkan Satelit Nano Indonesia, RIDU-Sat 1

IMG-20250625-WA0003-scaled.jpg


RIDU-Sat 1 dikembangkan kolaboratif oleh Unhan RI bersama Berlin Nanosatelliten Allianz (BNA), didukung peneliti dari Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN dan Amatir Satelit Indonesia (AMSAT-ID). Kolaborasi dengan BNA ini memungkinkan Kadet Mahasiswa dan dosen mengikuti kursus langsung perakitan, integrasi, dan pengujian satelit nano di Berlin, Jerman.


Satelit berukuran 10x10x11,3 cm (1U) ini didesain untuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan teknologi satelit. RIDU-Sat 1 berfungsi sebagai sarana Automatic Packet Reporting System (APRS) yang handal untuk komunikasi darurat, seperti bencana alam, terutama di wilayah terdepan dan terluar Indonesia. Kolaborasi dengan AMSAT-ID juga memungkinkan penelitian komunikasi satelit yang terhubung dengan komunitas radio amatir global.

 

Umigami

Experienced member
Moderator
Indonesia Moderator
Messages
6,869
Reactions
10 5,715
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

Var Dracon

Contributor
Messages
483
Reactions
3 536
Nation of residence
Indonesia
Just read that MY people were furious about the markup in TDM / ATM vehicle procurement. Deftech AV4 Lipanbara (Chaiseri First Win MRAP) costs 1.66 million USD, while buying straight from Thailand the cost would be only 1/3 of that (about 550k USD)

Tarantula HMAV is 3.125 mil USD according to this, or 2.36 mil USD according to this.


For comparison Bushmaster MRAP is 1.6 mil USD in 2022 according to Wikipedia, Nurol NMS 800k USD, and JLTV about 400k USD.
 

satria

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
1,513
Reactions
17 2,092
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

Berpacu Waktu Bangun Kapal Selam Scorpene


Secara keseluruhan, pekerjaan struktur dermaga akan tuntas pada Desember 2025. Setelah itu, pekerjaan akan menyisakan aktivitas pengerukan ruang sandaran kapal selam hingga kedalaman 16 meter dan instalasi fasilitas "shiplift" itu sendiri, yang teknologinya didatangkan dari Syncrolift, perusahaan asal Norwegia yang menjadi rujukan dunia.

Fasilitas baru ini dirancang dengan spesifikasi yang jauh melampaui kebutuhan Scorpene. Kapal selam asal Perancis itu memiliki bobot 2.000 ton, tetapi kapasitas "shiplift" mampu mengangkat beban hingga 6.000 ton. Konstruksinya diklaim sangat kokoh dengah perhitungan 15 ton per tiang pancang.

Kemampuan angkat yang masif itu bukan tanpa alasan. Fasilitas tersebut dirancang serbaguna. Tidak hanya kapal selam, kapal-kapal permukaan, seperti fregat, pun bisa ”digendong” oleh "shiplift" ini. Rencana itu bahkan sudah konkret.

Nanti di bulan Agustus (2026), kapal Fregat Merah Putih (unit) kedua yang ada di hangar akan kita pindahkan melalui "shiplift" ini untuk dimasukkan ke dok guna melanjutkan proses konstruksi,” ungkapnya.

Ingin dipercepat

Project Director untuk Kapal Selam Scorpene PT PAL Laksamana Muda (Purn) Wiranto mengungkapkan adanya arahan baru yang mengubah dinamika proyek secara fundamental. Proyek yang semula dirancang untuk berjalan selama 96 bulan atau delapan tahun untuk pembangunan dua kapal selam di Surabaya kini diminta untuk berlari lebih kencang.

Ini menarik sekali. Beberapa bulan yang lalu, Bapak Presiden meminta kepada tim, yaitu tim dari PT PAL dan mitra kita dari Naval Group, untuk (proyek ini) dimajukan lebih cepat tiga tahun,” tuturnya.

Permintaan ini, lanjutnya, sontak menjadi sebuah tantangan besar yang harus dijawab bersama. Kalkulasi ulang, penjadwalan yang lebih agresif, dan inovasi proses kini menjadi pekerjaan rumah utama bagi kedua belah pihak.

Di sisi lain, Wiranto memaparkan bahwa proyek ini akan dimulai dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30 persen. Angka ini merupakan pijakan awal dalam sebuah maraton panjang menuju kemandirian penuh, yang menjadi sasaran utama dari seluruh proyek alih teknologi ini.

 

NEKO

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
3,332
Reactions
4 2,934
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia
Nanti di bulan Agustus (2026), kapal Fregat Merah Putih (unit) kedua yang ada di hangar akan kita pindahkan melalui "shiplift" ini untuk dimasukkan ke dok guna melanjutkan proses konstruksi,” ungkapnya.
Akan seperti di Inggris, dibangun di hangar, terlindung dari cuaca.
Mantap.
 

Nilgiri

Experienced member
Staff member
Administrator
Aviation Specialist
Messages
10,344
Reactions
129 20,978
Nation of residence
Canada
Nation of origin
India

Issue with rare earths is the capital costs in processing + pollution associated (these are what China has been lax on to corner an effective monopoly on it right now).

You up the pollution control and disposal of waste* etc, it increases the costs in the end...though to diversify world supply chain away from China, someone has to do it in the end.

These investments and trade-offs have to be evaluated in end. I guess large countries like India and Indonesia (both size and population) are natural contenders to start shifting here.

...*(the cyanide and other chemical wastes are long known with Gold and Silver, especially for lower grade seams).
 

Soman45

Well-known member
Messages
397
Reactions
4 859
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia

flogger

Well-known member
Messages
433
Reactions
1 397
Nation of origin
Indonesia
Makanya kemaren kita kirim team ke pakistan dan juga china untuk mencari tau sejauh apa kemampuan j 10 sebenernya....jawaban nya kan udh di posting la tribune kemaren
 

satria

Experienced member
Indonesia Correspondent
Messages
1,513
Reactions
17 2,092
Nation of residence
Indonesia
Nation of origin
Indonesia



bye bye Trump :)
 

Follow us on social media

Top Bottom