Wah
out of topic ini. Yang diomongin apa yang di bahas apa. Kapal besar seperti jung/jong Jawa belum ada temuan peninggalan arkeologisnya. Kalau yang dibahas anda itu kan kapal yang jauh lebih kecil, bahkan setara ukuran kapal Borobudur mungkin lebih kecil lagi (
kapal Borobudur di rentang 19-20 m). Kalau temuan mengenai
multiple planking (papan berlapis) dan jenis sambungan pasak untuk merekatkannya kan belum ada. Kapal
palari-
pinisi pakai sambungan pasak tapi mereka kan cuma 1 lapis papan. Mungkin anda belum tahu, kapal
kolandiaphonta/
kun-lun po yang dilaporkan dari abad ke-1 masehi itu berbeda dengan jong, papannya lebih tipis dan disambung dengan teknik papan ikat dan kupingan pengikat (
sewn–plank and lashed–lug technique). Kalau jong berdasarkan linguistik baru dicatat abad ke-9 masehi.
Biasanya kapal besar justru susah ditemukan peninggalannya, ambil contoh kapal harta Cina/kapal Cheng Ho sudah sangat terkenal tapi belum ada temuan arkeologisnya. Yang lain seperti
kapal Louchuan Wang Jun,
Tessarakonteres,
Thalamegos,
Leontophoros,
Syracusia,
Isis, dan
Cakra Dunia juga kurang lebih sama.