Perset*n dengan non blok, saatnya join QUADTergantung next administration kayak gimana. Tergantung kekuatan lobi kita juga
Perset*n dengan non blok, saatnya join QUADTergantung next administration kayak gimana. Tergantung kekuatan lobi kita juga
Better fokus ke pengadaan Fremm, ntah apa yg dipikirin Kemenhan, Fremm yg kontraknya udh ditandatangani sejak 2021 tapi gak diajukan ke bluebook Bappenas, malah F-16 yg diajukan ke bluebook, yg sebenarnya matra udara gak seurgensi matra laut karena sudah ada Rafale dan upgrade 33 Viper. Dengan molornya kontrak Fremm atau bisa jadi dibatalkan, itu bisa memperburuk hubungan antarnegara.mungkin karena ini kah?
Sabar, Frigate, kasel ditunggu aja kabar barunya.Better fokus ke pengadaan Fremm, ntah apa yg dipikirin Kemenhan, Fremm yg kontraknya udh ditandatangani sejak 2021 tapi gak diajukan ke bluebook Bappenas, malah F-16 yg diajukan ke bluebook, yg sebenarnya matra udara gak seurgensi matra laut karena sudah ada Rafale dan upgrade 33 Viper. Dengan molornya kontrak Fremm atau bisa jadi dibatalkan, itu bisa memperburuk hubungan antarnegara.
Kasel kan sudah dapat PSP dari Bu SriSabar, Frigate, kasel ditunggu aja kabar barunya.
2024 masih ada beberapa bulantinggal 2 major weapons yg gak jelas kabarnya yakni pengadaan Fremm dan F-15EX.
KSSiKasel kan sudah dapat PSP dari Bu Sri
KSSI changbogo? bukannya menhan gak mau lanjutin batch 2 ya?KSSi
pre world wars, Germans were even more chill:
The comment section doesn't disappoint lol:
French and British colonial songs: Our army is the strongest, we f up everything that stands in our way
German colonial songs: I fell in love with a girl but she isnt interested
An F for the dude that went to Samoa to get friendzoned
BTW I bet you @Xenon54 is jelly that alphorn, banking and cheese clan "wir sind neutral ja?" land couldn't produce songs of this caliber like big canton did.
Sick beats for sick war crimesGerman Army pre WW II need to learn a thing or two from Japanese army pre WW II
Ya, Matra udara juga vital tapi gak seurgensi matra laut. Sudah ku bilang diatas Matra udara sudah ada 42 Rafale, 33 f-16 yg akan diupgrade viper, ditambah 16 su27-su30 yg juga akan diupgrade. Sedangkan Matra laut cuma mengandalkan 2 frigate mini?Justru Matra udara yang lebih vital ga ada negara yang angkatan udaranya lemah bisa bertahan dalam peperangan modern dengan tema network centric warfare, mau segarang apapun kapal perang kalo dalam armada dispam puluhan atau ratusan air launched AShM (skenario versus China atau US and allies) kek harpoon atau LRASM dari jarak over the horizon ya bakalan zonk juga salah satu aset yang ada minimal.
Di kolom thread Angkatan laut, gua udah komentar kok, antara Kemensultan, Bapenas dan Kemenhan mereka sepakat untuk mendahulukan peningkatan aset angkatan udara terutama aset fighter, UCAV, support aircraft (termasuk trainer, tanker, airlift, awacs dll), bahkan untuk Angkatan laut dan darat aset udara masing masing Matra juga yang lebih didahulukan (seperti transport, helicopters dll)
Ya, Matra udara juga vital tapi gak seurgensi matra laut. Sudah ku bilang diatas Matra udara sudah ada 42 Rafale, 33 f-16 yg akan diupgrade viper, ditambah 16 su27-su30 yg juga akan diupgrade. Sedangkan Matra laut cuma mengandalkan 2 frigate mini?
Genepin pakai 36 F15EX dong, wkwkMana ada segitu cukup, itu jumlahnya gak sampe 100 unit kok.
soal cukup dan ga cukup pasti ga cukup, tapi minimal kudu balance, air dan udara itu mau ga mau kudu punya kemampuan yg diandalkan dilihat dari geografis indonesia. mestinya setelah AU dapat 42 rafale, fokus bapenas dan kemensultan ke Fremm dulu, cuma ya gitu dari dulu kapasitas org laut untuk lobying rendah di bandingkan AU atau bahkan AD. 6 Fremm dan 2 maestrale class, plus yg 2 dari PAL huidfelt class itu booster buat capabilitas AL.Mana ada segitu cukup, itu jumlahnya gak sampe 100 unit kok. Target padahal 180 unit untuk 10 skuadron tempur generasi ke empat minimum. Sebelumnya udah gua kasih perhitungan ideal jumlah fighter yang dibutuhkan