Yea it is actually interesting to discuss. Artikel militer Turkiyè tahun 2020 malah bilang gini
View attachment 60663
Membahas AIP lagi. Jadi AIP itu beragam banget tipe, mekanisme kerja, dan jenis bahan bakarnya, yang paling dikenal sekarang itu salah satunya Fuel-Cell AIP, yang cara kerjanya mirip seperti baterai (aku cantumkan linknya di akhir) membutuhkan hidrogen sebagai salah satu bahan bakarnya. Hidrogen membtuhkan penyimpanan tangki terpisah, juga karakter hidrogen itu sangat berbahaya a.k.a very combustible and toxic in high pressure. Lalu hidrogen yang dibutuhkan juga harus hidrogen dengan puritas tertinggi (pure 99% hydrogen) yang mana itu sangat mahal harganya dan nggak banyak fasilitas yang punya dedicated storage buat itu
Bahkan Jerman aja ngirim hidrogennya langsung dari truk tangki perusahaan
View attachment 60665
Intinya, AIP fuel-cell itu memang bisa ngasih manfaat dan daya tahan yang cukup lama, tanpa menghasilkan emisi noise dan thermal berlebih, namun sangat amat merepotkan, terbatas, dan costly.
Lalu kemudian berkembang teknologi baterai, dengan density yang tinggi, high charge and stable output, kemudian recharge yang sangat cepat, disini Lithium-Ion menjadi pertimbangan, dengan segala kelebihan dan kekurangan (link referensi ada di akhir), Baterai Lithium-Ion digadang dapat ngasih performa seperti AIP yang digunakan sekarang, dengan teknologi awal 2000-an.
Fuel-cell AIP itu sangat berat, tangki storage Hidrogennya aja lebih dari 160ton. nah dengan Baterai Lithium-Ion, berat storage dan modul reaktor tersebut akan hilang. Namun performa kurang lebih setara.
Kemudian bagaimana dengan operator yang menginginkan endurance sangat lama /
by any means extremely long endurance, maka kedepannya AIP bukan hanya hidrogen fuel-cell saja, tapi menggunakan ada yang namanya
reformer.
Prinsip kerja AIP ini terbilang sama, membutuhkan reaksi dari hidrogen dengan katalisnya, namun
TANPA segala kekurangan dan kerepotan hidrogen sebelumnya, seperti yang ditulis diatas. AIP FC2G Naval Group itu menggunakan teknologi ini,
Diesel Oil Reformer. Sederhananya, AIP ini tidak lagi membawa hidrogen secara terpisah, namun hidrogen dihasilkan dari reaksi diesel oil dengan oksigen dan uap. Yang kemudian reaksi tersebut menghasilkan hidrogen dan hidrogen tersebut akan digunakan dalam reaktor fuel-cell.
Diesel Oil dikenal juga dengan Marine Diesel Oil (MDO), produk ini sangat umum, dipakai di mesin diesel perkapalan, tersedia dibanyak tempat, aman dalam proses reaksi, dan sangat terjangkau, semua ini adalah kebalikan dari pure hidrogen tadi.
Jadi kembali ke topik awal, menurutku, nggak salah kalo kedepannya ada pendapat yang bilang kalo masa depan kapal selam adalah dengan Baterai Lithium-Ion, tapi juga benar kalo ada yang menyatakan AIP masih akan terus digunakan kedepannya, dengan teknologi dan metode proses yang berbeda tentunya.
Jadi pada akhirnya semua tergantung dari will politik pemerintah sebagai pemegang dana, kebutuhan operator, keamanan dalam penggunaan, dan keterjangkauan dalam biaya.
Diesel electric submarines may be on the verge of returning to their simpler roots with the help of lithium-ion batteries.
www.thedrive.com
Naval Group announced that they achieved a breakthrough with their proprietary FC2G AIP system for submarine: The company demonstrated an 18 days submerged patrol representative of operational conditions.
www.navalnews.com
Marine Diesel Fuel (MDF), atau Industrial Diesel Oil (IDO), serta Marine Diesel Oil (MDO) dan bisa juga disebut sebagai minyak diesel adalah bahan bakar yang sama, merupakan bahan bakar yang dihasilkan melalui distilasi yang mengandung fraksi berat
onesolution.pertamina.com
Kendaraan mobilitas ramah lingkungan tidak terbatas pada energi listrik colokan saja, tetapi ada juga fuel cell hidrogen.
www.gridoto.com